Banyak yang perlu diperjuangkan di negeri tercinta kita: mewujudkan demokrasi yang sehat, menumbuhkan generasi anti-korupsi, menjaga kebhinekaan dengan sikap toleransi penuh kesadaran, dan masih banyak lagi PR kita bersama.
Tak sedikit jalan untuk berkontribusi untuk membuat cita-cita di atas terwujud, kami memilih pendidikan, dalam hal ini khususnya pendidikan keluarga.
Kenapa? Karena keluarga adalah pendidik pertama dan utama.
Tak dapat dipungkiri, anak-anak kita akan tumbuh dewasa, di mana pun ia berada, besar atau kecil perannya, ia akan menjadi bagian dari masyarakat. Dari keluarga, dalam hal ini orangtua, anak belajar berbagai keterampilan dasar untuk kelak mengelola diri dan dunianya dengan baik, sehingga dapat menjadi kontributor yang baik untuk orang di sekelilingnya.
Parenting is not personal, the way we raise our children will affect the society.
Tentu besar tanggung jawab orangtua dan tak sedikit tantangan yang harus dihadapi.
Sejak hari pertama anak terlahir ke dunia, secara instingtif orangtua menyayangi anaknya, tanpa batas. Karena rasa sayang dan cita-citanya yang tinggi, orangtua kemudian mendidik dan membesarkan anaknya untuk mencapai tujuan pengasuhan, antara lain: mandiri, disiplin, berintegritas, bermoral, kreatif, dan masih banyak lagi. Kemampuan dan keterampilan mengasuh anak untuk mencapai tujuan pengasuhan ini selain instingtif atas dasar cinta, kami yakini memerlukan proses belajar dan pengetahuan yang baik.
Banyak cara untuk belajar dan memeroleh informasi serta pengetahuan, misalnya: membaca buku-buku pengasuhan, melihat riset-riset tentang perkembangan anak, berkonsultasi dengan para pakar pendidikan keluarga atau psikolog anak, dan semua ini bisa dilakukan melalui berbagai kanal, dan semakin mudah dengan majunya teknologi.
Keluarga Kita hadir selain untuk mencapai tujuan di awal tulisan ini tapi juga ingin memberikan warna pada dunia pengasuhan di Indonesia. Kami merumuskan prinsip pengasuhan dalam 5 poin Prinsip Pengasuhan Keluarga Kita, sbb:
1. Parenting is a marathon, not a sprint.
Tujuan pengasuhan kita jangka panjang: anak tumbuh bahagia, mandiri, bahagia, dan berkontribusi pada dunia. Tantangannya berbeda pada tiap tahap perkembangan dan perlu diatasi dengan strategi yang berbeda.
2. Expecting the best of them, take a leap of faith.
Memiliki aspirasi yang tinggi pada anak dan percaya pada kecenderungan positif dalam dirinya. Orangtua percaya anaknya bisa sebelum anak tahu kalau dirinya bisa melakukan sesuatu yang baik.
3. Loving the worst of them, unconditionally.
Ujian terberat menjadi orangtua adalah mencintai anak di saat mengalami tekanan emosi dan menghadapi tantangan. Mendukung dan memahami kebutuhan anak tanpa syarat dan tanpa kekerasan.
4. Parenting is for growing, mistakes are for learning.
Menjadi orangtua membutuhkan proses belajar terus-menerus, sejak kita menjadi anak dan siklus pengasuhan akan memberi pengaruh lintas generasi.
5. Parenting is fun, plays are powerful moments.
Permainan dan humor adalah bagian terpenting dari hubungan keluarga. Interaksi positif bagaikan candu. Menjadi orangtua seharusnya jadi pengalaman yang sangat menyenangkan dan bermakna.
Tak sedikit jalan untuk berkontribusi untuk membuat cita-cita di atas terwujud, kami memilih pendidikan, dalam hal ini khususnya pendidikan keluarga.
Kenapa? Karena keluarga adalah pendidik pertama dan utama.
Tak dapat dipungkiri, anak-anak kita akan tumbuh dewasa, di mana pun ia berada, besar atau kecil perannya, ia akan menjadi bagian dari masyarakat. Dari keluarga, dalam hal ini orangtua, anak belajar berbagai keterampilan dasar untuk kelak mengelola diri dan dunianya dengan baik, sehingga dapat menjadi kontributor yang baik untuk orang di sekelilingnya.
Parenting is not personal, the way we raise our children will affect the society.
Tentu besar tanggung jawab orangtua dan tak sedikit tantangan yang harus dihadapi.
Sejak hari pertama anak terlahir ke dunia, secara instingtif orangtua menyayangi anaknya, tanpa batas. Karena rasa sayang dan cita-citanya yang tinggi, orangtua kemudian mendidik dan membesarkan anaknya untuk mencapai tujuan pengasuhan, antara lain: mandiri, disiplin, berintegritas, bermoral, kreatif, dan masih banyak lagi. Kemampuan dan keterampilan mengasuh anak untuk mencapai tujuan pengasuhan ini selain instingtif atas dasar cinta, kami yakini memerlukan proses belajar dan pengetahuan yang baik.
Banyak cara untuk belajar dan memeroleh informasi serta pengetahuan, misalnya: membaca buku-buku pengasuhan, melihat riset-riset tentang perkembangan anak, berkonsultasi dengan para pakar pendidikan keluarga atau psikolog anak, dan semua ini bisa dilakukan melalui berbagai kanal, dan semakin mudah dengan majunya teknologi.
Keluarga Kita hadir selain untuk mencapai tujuan di awal tulisan ini tapi juga ingin memberikan warna pada dunia pengasuhan di Indonesia. Kami merumuskan prinsip pengasuhan dalam 5 poin Prinsip Pengasuhan Keluarga Kita, sbb:
1. Parenting is a marathon, not a sprint.
Tujuan pengasuhan kita jangka panjang: anak tumbuh bahagia, mandiri, bahagia, dan berkontribusi pada dunia. Tantangannya berbeda pada tiap tahap perkembangan dan perlu diatasi dengan strategi yang berbeda.
2. Expecting the best of them, take a leap of faith.
Memiliki aspirasi yang tinggi pada anak dan percaya pada kecenderungan positif dalam dirinya. Orangtua percaya anaknya bisa sebelum anak tahu kalau dirinya bisa melakukan sesuatu yang baik.
3. Loving the worst of them, unconditionally.
Ujian terberat menjadi orangtua adalah mencintai anak di saat mengalami tekanan emosi dan menghadapi tantangan. Mendukung dan memahami kebutuhan anak tanpa syarat dan tanpa kekerasan.
4. Parenting is for growing, mistakes are for learning.
Menjadi orangtua membutuhkan proses belajar terus-menerus, sejak kita menjadi anak dan siklus pengasuhan akan memberi pengaruh lintas generasi.
5. Parenting is fun, plays are powerful moments.
Permainan dan humor adalah bagian terpenting dari hubungan keluarga. Interaksi positif bagaikan candu. Menjadi orangtua seharusnya jadi pengalaman yang sangat menyenangkan dan bermakna.
Komentar