Dulu pas masih remaja, saya sangat idealis sekali. Semua perencanaan dibuat dengan sebaik mungkin. Utamanya rencana study, kerja dan karir. Ya namanya juga masih remaja. Maunya serba idealis.
Idealisme ini saya tuang dalam buku diary saya. Salah satu isinya adalah rencana pernikahan saya. Saat itu saya berazam dan berniat akan menikah di usia 27 tahun dengan asumsi saya sudah menyelesaikan study S2 saya. Pas saya nulis rencana masa depan tersebut saya sedang kuliah S1 di Kota Surabaya.
Namun realitanya apa yang saya alami dan jalani benar-benar di luar harapan saya. Justru saya menikah di usia 23 tahun dan istri saya berusia 17 tahun. Saat itu Istri saya sedang mondok di Pondok pesantren Langitan Tuban. Sebuah pesantren paling tua di daerah Tuban atau mungkin Jawa Timur.
Siapakah gerangan gadis 17 tahun itu? Dia adalah wanitaku. Dia adalah istriku. Setidaknya dia sudah mendampingi saya selama saya menjalankan tugas di dua tempat yang berbeda yakni di Balikpapan dan Kota Madiun
Komentar