Semua kita pernah menjadi anak. Dan mungkin saat ini kita sudah memiliki anak dan sudah merasakan betapa susah dan beratnya mendidik anak. Mungkin itu juga yang dirasakan oleh kedua orangtua kita dahulu tatkala kita jadi anak.
Mulai masa kehamilan, bagaimana ibu kita dengan sabar dan telaten dan menahan sakitnya mengandung selama 9 bulan lebih. Begitu juga proses persalinan. Pertaruhan antara hidup dan mati seorang mati demi sangat buah hati.
Demikian juga seorang ayah atau bapak. Banting tulang, tak peduli hujan terkadang bercapek capek, berlelah-lelah demi anak istri agar mereka bisa makan dan minum dan istrihat dengan nyenyak, agar anak istrinya bisa juga merasakan hal yang sama sebagaimana juga dimiliki dan dinikmati oleh tetangga.
Maka wajar jika Allah SWT menempatkan kedua orangtua kita setelah Allah SWT. Dalam sebuah ayat yang sangat masyhur berikut ini
واعبدوا الله ولاتشركوا به شيئا و بالوالدين احسانا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dan berbaktilah kepada kedua orangtua.
Ayat di atas menjelaskan kepada kita tentang kedudukan kedua orangtua kita saling mulianya mereka dan kita pun wajib memuliakan mereka berdua.
Dalam al Quran juga dijelaskan agar kita berbuat ma'ruf / baik kepada keduanya dan jangan sampai mengatakan ah kepada keduanya.
Dalam hadits juga banyak diuraikan tentang berbakti kepada kedua orangtua
رضا الله في رضا الوالدين. وسخط الله في سخط الوالدين.
Demikian juga dengan harta yang kita miliki, maka seorang bapak atau ayah adalah pemilik harta yang kita miliki.
أنت ومالك لأبيك
Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu.
Dalam sejarah kita bisa membaca anak yg berbakti kepada kedua orangtuanya, maka Allah muliakan dia seperti Uwais al Qorni.
Demikian juga kita bisa membaca dalam sejarah anak yg durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah langsung membalasnya di dunia. Kalau di Indonesia kita kenal dengan kisah Si Malin Kundang.
Semoga kita diberi kemampuan untuk berbakti kepada kedua orangtua kita. Aamiin
Komentar