Pergantian struktur organisasi atau pergantian pucuk pimpinan dalam sebuah organisasi adalah sebuah keniscayaan baik dikarenakan masa jabatan yang habis ataupun karena faktor lainnya seperti meninggal dunia.
Siap atau tidak pastilah orang-orang tertentu yang dianggap mampu membawa perubahan atau perbaikan bagi organisasi adalah orang yang selalu diincar untuk menjadi lokomotif penggerak organisasi.
Pun demikian setiap pimpinan memiliki kekurangannya masing-masing yang dalam menjalankan roda organisasi tidak akan bisa sama persis dengan kepemimpinan periode atau pimpinan sebelumnya. Selain karena faktor usia, pengalaman dan latar belakang tetap saja banyak hal yang menjadi pembeda dalam menjalankan organisasi.
Sehingga tak elok rasanya jika dibanding-bandingkan. Langkah tepat adalah memberikan masukan dan saran konstruktif agar roda organisasi berjalan dengan baik bahkan meningkat.
Sama halnya dengan hal atau kondisi yang dialami banyak pemimpin muda. Ketika sebuah amanah dibebankan di pundaknya, kadang ada keyakinan bahwa dia akan mampu membawa dan menjalankan roda organisasi dengan baik. Itulah keyakinan dan harapannya. Namun terkadang realita yang dihadapi tidak selalu mulus.
Bisa saja karena faktor pimpinan itu sendiri yang over estimate alias terlalu percaya diri. Namun bisa juga karena faktor tim yang ingin melihat kemampuan dan keandalan pimpinan barunya. Sehingga kadang terasa pimpinan tersebut berjalan sendirian tanpa bantuan dari timnya kecuali ala kadarnya atau sesuai tupoksi dan tidak lebih.
Apa harus mundur?
Bisa saja opsi ini diambil jika memang dirasa tidak nyaman. Apalagi dukungan tim yang hanya menjadi penonton di saat pimpinannya babak belur menghadapi berbagai problema.
Bisa juga bertahan dan mencoba semampunya. Seraya meyakinkan tim bahwa organisasi akan berjalan dengan baik apabila ada kerjasama yang saling menguatkan satu sama lain.
Komentar