Kata ini mungkin tidak asing lagi ditelinga kita, karena sifat muruah adalah perhiasan diri dan pesona dalam kegundahan.
Menurut KBBI kata muru'ah bermakna kehormatan diri, harga dan nama baik.
Secara bahasa kata muru'ah berasal dari kata mar'u yang bermakna manusia atau orang.
Menurut Ibnu Qayim bahwa muru’ah berlaku pada perkataan, perbuatan, dan niat setiap orang. Orang yang dapat memelihara perkataan, perbuatan, dan niatnya, sehingga senantiasa berjalan sesuai dengan tuntutan agama, disebut orang yang memiliki muru’ah.
Para Ahli Hikmah memberikan definisi, bahwa bentuk dari sifat muruah adalah sabar menghadapi ujian, mensyukuri nikmat yang diberikan, dan mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Hasan al-Bashri pernah suatu ketika ditanya tentang muruah, beliau menjawab: muruah adalah apabila seseorang berusaha memperbaiki urusan agamanya, menggunakan hartanya dengan baik, menebar kedamaian dan mencintai sesama manusia.
Seorang Ahli Hikmah pernah ditanya apa yang bisa merusak muruah, beliau menjawab:
– Bagi Pemimpin adalah kurangnya semangat dan motivasi,
– Bagi Ulama adalah kesombongan dan merendahkan orang lain,
– Bagi Fuqoha’ (Pakar Hukum Islam) adalah hawa nafsu,
– Bagi Kaum Perempuan adalah hilangnya rasa malu,
– Bagi Masyarakat Umum adalah kebohongan. (Lihat: ‘Indama Yahlu al-Masa, h. 226-227).
Semoga Allah senantiasa menjaga kita semuanya Aamien Allahumma Aamien.
Di dalam Alquran pun tertuang anjuran menjaga muru’ah bagi setiap muslim tertuang dalam Alquran surat al-A’raf ayat 33: "Katakanlah, “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak ataupun tersembunyi, perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar.”
Sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang berbunyi: “Di antara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak manfaat baginya.” (Hadis hasan shohih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi). Pesan moral Rasulullah SAW dalam hadits di atas mendorong kita untuk menjaga muru’ah, apapun profesi dan peran kita
Komentar