Sebuah pertanyaan penting sebagai renungan atas karunia hidup yang Allah SWT berikan kepada kita.
Pertanyaan di atas akan bermuara pada sebuah atau jawaban tentang upaya dan hasil akhir yang ingin diwujudkan.
Kita ambil sebuah permisalan yang umumnya diinginkan oleh kebanyakan manusia yakni sekolah, kuliah, bekerja, menikah dan menikmati masa tua.
Kira-kira itulah yang diinginkan oleh kebanyakan orang dalam kehidupan ini.
Namun boleh saja bagi kita untuk beda pendapat dengan jawaban di atas. Mungkin kita punya perspektif lain yang berbeda dg kebanyakan orang.
Mari kita urai satu persatu.
Sekolah.
Orangtua kita menyekolahkan kita untuk tujuan tertentu. Rata-rata mereka orangtua kita menginginkan agar kita sukses baik dalam pekerjaan dan penghasilan, berumahtangga dan sebagainya.
Sekolah ini mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai kita kuliah. Lumayan lama sih. Sekitar 14 tahunan kita sekolah.
Ditambah lagi kuliah. S1, S2, S3. Masa ini juga lumayan. Sekitar 10 tahunan jika normal. Jika ditotal maka kita belajar sekitar 24 tahunan.
Sekarang kita ambil yang umum saja yakni S1 yakni 4 tahun. Berarti waktu kita belajar sekitar 18 tahunan.
Masa yang lama tersebut tidak lain dan tidak bukan agar kita sukses di masa depan.
Setelah sekolah dan kuliah bisa saja kita bekerja atau berumahtangga dengan harapan memiliki tempat tinggal dari penghasilan yang kita dapatkan dan memiliki keturunan dari pernikahan kita.
Setelah itu, kita pun mulai memasuki usia senja. Taruhlah 50 tahunan ke atas. Masa ini dianggap sebagai masa menikmati sisa usia.
Dari perjalanan panjang tersebut, apa sebenarnya legacy kita? Atau warisan kita?
Sebagai renungan, hidup kita sementara saja di dunia ini. Kita tidak tahu batas kita hidup di dunia ini. Kemampuan kita juga semakin tua semakin terbatas, maka perlu ada warisan jangka panjang yang akan terus mengalirkan kebaikan pada diri kita.
Warisan kita adalah anak kita.
Ya, anak kita adalah warisan kita. Utamanya anak yang sholeh yang ngerti agama. Sebab anak yang tidak ngerti agama, sebanyak apapun harta yang kita miliki justru akan menjadi rebutan atau bahkan habis tak tersisa karena keserakahan.
Maka menikah bukan sekedar punya anak. Sekolah bukan sekedar agar suskes baik materi maupun non-militer materi.
Anak yang paham agama akan mengirimkan doanya kepada kita tatkala kita sudah tutup usia. Maka didiklah sebaik mungkin anak kita. Berikanlah pendidikan terbaik dan guru terbaik. Sebab mereka adalah legacy kita.
Trus, warisan apa lagi yang akan kita tinggalkan?
Harta? Harta kita akan habis dibelanjakan atau diambil orang atau hilang.
Trus, apalagi?
Jabatan?
Jabatan kita tidak akan diwariskan kepada anak-anak kita karena kita bukan raja atau ratu.
Trus, apalagi?
Popularitas?
Popularitas kita akan digantikan oleh pendatang baru yang lebih menarik dan lebih hebat.
Nabi Muhammad SAW bersabda
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث يعني صدقة جارية، علم ينتفع به، وولد صالح يدعو له.
Inilah tiga warisan sekaligus investasi jangka panjang yang akan terus abadi walaupun kita sudah tiada.
Semoga bermanfaat
Komentar