Tahun 2018, saya resmi mutasi dan bertugas di kota Madiun. Kota ini tidak asing bagi saya. Sebab ada paman saya yang tinggal dan menetap di Madiun. Katanya sih Madiun dulu. Tapi pas saya ke Madiun beneran, ternyata rumah paman saya masuk wilayah Kabupaten Magetan. Walaupun masih berdekatan dengan Kabupaten Madiun yakni Kecamatan Jiwan. Kedua Kabupaten ini dipisah oleh sebuah sungai. Tapi saya tidak tahu nama sungainya.
Pas kami mutasi, istri saya dalam kondisi hamil muda. Jadi mertua tidak tahu kalo istri hamil anak ketiga. Kan memang gak perlu tahu. Ini kan urusan menantu 🤣🤣🤣🤣
Pas kami pindahan ke Madiun, Tiba-tiba ibu mertua mengetahui kehamilan istri saya.
Kayaknya sih agak kecewa. Tapi kayaknya 😀
Saya tidak tahu pasti.
Bisa juga kaget karena mertua gak dikasih tahu kehamilannya.
Tepatnya bulan Desember 2018 pas saya sedang rapat, Tiba-tiba istri telpon saya. Katanya perutnya udah mulai sakit. Istri meminta saya untuk segera pulang.
Habis rapat, saya kebut motor saya menuju lamongan. Sampai daerah perbatasan Jombang Nganjuk yakni kertosono, saya bernisiatif cari jalan pintas agar segera sampai. Namun nahas betul. Saya malah kesasar gak ketemu jalannya.
Akhirnya saya memutuskan untuk balik ke jalur utama. Dan saya ngebut lagi menuju lamongan.
Sampai dekat rumah karena hujan, saya sempatkan ngopi dulu untuk hangatin badan. Saya coba WA adik ipar saya.
Saya kaget ternyata istri saya sudah dibawa ke Babat. Di rumah tinggal adik ipar sama kedua anak saya. Saya pun langsung bergegas ke rumah karena memang sudah dekat banget.
Dan ternyata info dari adik ipar saya anak saya sudah lahir. Namun saya tetap berangkat menuju Babat pake motor baru yg baru saja kami beli.
Hampir sampai Babat, hujan deras dan kami pun berteduh. Namun karena hujan tak kunjung reda, saya pun memutuskan untuk pakai mantel. Akhirnya kami pun menerobos jalanan dan sampailah kami ke Klinik tempat istri saya bersalin.
Alhamdulillah anak ketiga kami lahir. Dan ternyata laki-laki lagi. Persis dengan dugaan saya 😀😀😀
Habis liat anak saya. Saya sambangi istri yg senyum sambil mengarahkan kepal tangannya ke saya karena saya tidak sempat mendampingi proses kelahiran anak saya.
Dan akhirnya kami pulang keesokan harinya ke rumah.
Semua tetangga kaget karena memang tidak tahu dan memang tidak diumumkan kalau istri saya akan lahiran.
Dan kami namai anak kami yang ketiga dengan
"Muhammad Royyan Fahreza Akbar"
Panggilannya FAHREZ.
Namun karena anak saya yg ketiga lebih sering menyebut namanya dengan AYES, maka kami pun ikutan memanggilnya dengan panggilan AYES
Komentar