Siapakah guru itu?
Di setiap bulan November, kita memperingati hari guru tepatnya tanggal 25 November.
Bagi yang berprofesi sebagai guru tentu dengan mudah menjawab pertanyaan di atas. Ya sayalah guru. Tentu saja jawaban itu benar. Sebab setiap hari berinteraksi dengan para murid dan siswa mengajarkan ilmu dan nilai-nilai.
Kata guru sebenarnya bersifat umum yakni siapa saja bisa disebut guru.
Orangtua adalah guru pertama
Pengajar dan pendidik di sekolah dan madrasah adalah guru.
Pemimpin dan tokoh masyarakat adalah guru.
Intinya adalah siapa saja yang melakukan proses transfer ilmu dan internalisasi nilai-nilai maka dia disebut guru. Baik yang dilakukan oleh kedua orangtua, pengajar dan tokoh masyarakat.
Sebutan kata guru
Ada banyak sekali istilah terkait dengan kata guru
1. Ustadz/ustadzah
Ustadz (أستاذ), secara dasar artinya guru. Tetapi istimewa. Ia adalah seorang Mudarris, karena mengajarkan pelajaran. Ia seorang Mu’addib, karena juga mendidik manusia agar lebih beradab. Dia seorang Mu’allim, karena bertanggung-jawab melalukan transformasi ilmiah. Dan dia sekaligus seorang Murabbi, yaitu pendidik yang komplit. Jadi, seorang ustadz itu memiliki kapasitas ilmu, akhlak, terlibat dalam proses pembinaan, serta keteladanan.
Ustadz dalam tataran ilmu, berada satu tingkat di bawah istilah Ulama atau Syaikh. Kalau seseorang disebut Ustadz, dia itu sebenarnya ulama atau mendekati derajat ulama. Contoh, seperti Ustadz Muhammad Abdul Baqi’, Ustadz Said Hawa, Ustadz Hasan Al Hudaibi, Ustadz Muhammad Assad, dan lain-lain.
2. Muallim
Mu’allim (ْمُعَلِّم), artinya guru juga, tetapi lebih spesifik, yaitu orang yang berusaha menjadikan murid-muridnya tahu, yang sebelumnya tidak tahu. Mu’allim itu melakukan transformasi pengetahuan, sehingga muridnya mengerti.
3. Muaddib
Muaddib (مؤدب) atau Musyrif (مشرف), artinya juga guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mengajarkan adab (etika dan moral), sehingga murid-muridnya menjadi lebih beradab atau mulia (syarif). Penekanannya lebih pada pendidikan moral.
4. Murobbi
Murabbi (مربى), artinya jiga guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mendidik manusia sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlak. Orientasinya memperbaiki kualitas kepribadian murid-muridnya, melalui proses belajar-mengajar secara intens. Murabbi itu bisa diumpamakan seperti petani yang menanam benih, memelihara tanaman, sampai memetik hasilnya.
5. Mursyid
Mursyid (مرشد), artinya juga guru, tetapi skalanya lebih luas dari Murabbi. Kalau Murabbi cenderung privasi, terbatas jumlah muridnya, maka Musyrid lebih luas dari itu. Mursyid dalam terminologi shufi bisa memiliki sangat banyak murid.
Kelima istilah tersebut memiliki titik tekan yang berbeda-beda. Namun intinya juga sama yakni transfer pengetahuan dan penanaman nilai-nilai pada diri murid atau siswa.
Kompetensi guru
Secara undang-undang seorang guru harus memiliki 4 kompetensi utama yakni
1. Kompetensi pedagogik / kependidikan
2. Kompetensi profesionalosme
3. Kompetensi kepribadian
4. Kompetensi sosial
Keempat kompetensi ini Insha Allah sudah dihafal diluar kepala oleh semua orang yang menekuni profesi guru.
Namun ada 2 hal pokok yang mesti sangat diperhatikan oleh seorang guru utamanya di era digital atau era diarupsi saat ini.
Pertama, moral atau akhlak
Sebagaimana kata guru bermakna digugu dan ditiru, maka mutlak seorang guru memiliki kepribadian yang baik, berakhlak mulia. Jika pada point pertama ini sudah tidak ada, maka seorang guru tidak pantas untuk disebut sebagai guru.
Akhlak sangat berkaitan erat dengan nilai.
Moral juga demikian.
Kapan saja dan dimana saja nilai-nilai akan tetap sama. Tidak bisa digantikan oleh gadget. Tidak bisa digantikan oleh teknologi. Maka titik tekan yg harus benar-benar diperhatikan adalah pada nilai.
Kedua, ilmu
Ada sebuah kaidah yang sangat masyhur yg sering kita dengar yakni
فاقد الشيئ لا يعطي
Tidak punya apa-apa, maka tidak bisa memberikan apa-apa.
Artinya seorang guru harus memiliki ilmu. Khususnya ilmu yang akan diajarkannya. Misal mengajar matematika,. Maka harus paham matematika.
Namun ada hal yg harus diperhatikan pada struktur ilmu, yakni
1. Ilmu fardhu ain
Ilmu ini kaitannya antara diri-Nya dg sang Pencipta. Seperti ilmu tauhid, ilmu ttg ibadah, baca quran nya, sholat 5 waktunya.
2. Ilmu fardhu kifayah
Ada ilmu yang tidak semua orang harus mengetahui nya semua. Tapi cukup sebagian. Maka ini penting sekali.
Yang paling pokok adalah guru mau belajar terus. Sebab jika dibandingkan dengan google, maka kemampuan guru jauh di bawahnya. Semisal guru bahasa Inggris bisa bahasa Inggris. Tapi google bisa semua bahasa.
Maka
Komentar