Suatu ketika saya pernah membaca sebuah buku yang menjelaskan tentang urgensi kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran. Khususnya yang terkait dengan pemanfaatan waktu yang menjadi milik guru tersebut.
Kegiatan ini sudah mafhum di kalangan para guru. Kegiatan ini identik dengan penyampaian materi ajar atau praktikum di sebuah laboratorium. Bahkan bagi seorang guru ya kerjaan rutinnya adalah ngajar atau menyampaikan materi baru. Hari-hari ya ngajar sesuai dengan jam ngajar yang sudah diamanahkan kepadanya. Saking rutinnya terkadang sampai terasa bosan dan gak mood ketika mengajar.
Di sinilah pentingnya menemukan inti dari sebuah pembelajaran. Sebab dengan menemukan urgensi atau inti dari sebuah proses pembelajaran, maka para guru akan bersemangat untuk mengajar.
Baik jenjang SD, SMP maupun SMA/MA sama-sama mendapatkan porsi jamnya masing-masing. Hanya beda dikit saja. SD/MI dapat porsi 35 menit per sesinya. SMP/MTs mendapatkan porsi 40 menit per sesinya. Sedangkan SMA/MA/SMK mendapatkan porsi 45 menit per sesinya.
Apa makna satu pertemuan bagi seorang guru? Satu kali pertemuan adalah kesempatan emas untuk membentuk siswa baik kognisi, afeksi dan karakternya.
Ketika seorang guru menyadari urgensi satu kali tatap muka ini sebagai sebuah momentum yang sangat berharga, maka hal pokok yang harus disiapkan adalah kesiapan diri. Mulai dari penguasaan materi, metode dan evaluasi yang akan dilaksanakan dalam 45 menit yang menjadi tanggungjawabnya.
Tanpa persiapan yang matang, maka yang terjadi adalah kebosanan yang terjadi baik pada para siswa maupun guru itu sendiri. Maka 45 menit atau bahkan lebih akan terbuang sia-sia belaka.
Maka ada baiknya sebelum mengajar, seorang guru melihat-lihat materi yang akan diajarkan. Dengan melihat materi yang akan diajarkan, seorang guru akan mampu membuat rencana metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pun demikkian dengan teknik evaluasi nya bahkan ice breaking atau game yang akan dimainkannya.
Maka moment 45 menit yang menjadi kewajiban guru jangan sampai terbuang sia-sia.
Selamat meningkatkan kualitas
Komentar