Hampir sebagian besar santri pengen semua keperluannya dipenuhi. Sama seperti di rumah. Apa apa saja tinggal minta, tinggal lapor sama bunda atau ayah. Dan seketika apa yang dibutuhkan bisa segera dipenuhi.
Masuk pondok semua serba terbatas dan terikat. Terbatas oleh waktu karena jadwal sekolah, jadwal halaqoh dan jadwal kegiatan lainnya sudah menunggu. Dari satu kegiatan ke kegiatan berikutnya. Begitulah rutinitas harian para santri. Hari ahad adalah hari yang paling ditunggu. Karena bisa sedikit bernafas dan bersantai ria.
Di antara sela-sela waktu tersebut yakni di waktu istirahat sebagian santri pergi jajan di toko sakinah. Di sini tersedia jajanan dan snack serta makanan ringan lainnya yang biasa disukai oleh santri.
Tentu saja mereka punya uang saku. Karena oleh orangtua sudah dibekali uang saku dan biasanya dikirim ke rekening yang sudah ditetapkan oleh pondok.
Di sini para santri harus beradaptasi lagi. Dengan uang yang terbatas mereka harus mampu mengelola uangnyang sudah dikasih orangtua. Baik dengan cara membatasi diri dalam jajan ataupun menabung uang yang dikasih orangtua.
Namun ada sebagian kecil santri yang juga belom mampu mengelola keuangannya. Jajan sesuka hati dan ketika sudah habis minta lagi dan lagi. Bahkan kadang dengan alasan yang "dibuat-buat". Bahkan ada juga santri yang kurang menghargai nilai uang. Kadang ditemui uang recehan seribuan atau lima ratusan yang ditaruh begitu saja dan tidak ada yang mau mengambilnya atau mengakuinya.
Adaptasi dalam hal keuangan adalah adaptasi yang cukup sulit. Sebab keinginan untuk jajan dengan keinginan untuk makan sangat berbeda. Tentu saja di sini harus ada sinergi antara pondok dengan orangtua.
Orangtua dann pengasuh harus sama-sama mendidik bagaimana membelanjakan uang dengan benar dan tepat dan mendidik bagaimana orangtua bekerja untuk bisa mendapatkan uang.
Tentu saja tidak cukup satu dua kali untuk memahamkan ttg pengelolaan keuangan ini. Mereka akan sangat paham ketika suatu saat sudah terjun di tengah-tengah masyarakat dan bekerja.
Tapi ada juga santri yang mampu mengelola uang sakunya dengan baik. Bahkan ketika ditanya oleh orangtuanya, si anak ini masih bisa menjawab bahwa uangnya masih ada atau uangnya masih utuh.
Perjuangan kita masih panjang untuk mengantarkan anak-anak kita dewasa dan cerdas dalam mengelola uang.
Namun itulah tugas kita para orangtua dan para guru.
Semoga sukses
Komentar