Sabtu kemaren tepatnya tanggal 30 Juli 2021, saya diminta oleh MUSHIDA Kota Madiun untuk menyampaikan materi pengantar sistematika wahyu atau yang dikenal dengan SW di hadapan jemaah dan anggota MUSHIDA yang bertempat di masjid Aqshol Madinah Madiun.
Sepekan sebelumnya Bagian Departemen Pengkaderan sudah terlebih dahulu menghubungi saya untuk menyampaikan materi tersebut. Sempat saya meminta untuk mencari pemateri yang lain yang menurut saya lebih kompeten dan lebih pantas. Karena secara struktural dan pengalaman lebih lama 'masa perjuangannya' dibanding saya yang masih masuk kategori 'anak kemaren sore'.
Alasan saya bukan itu sebenarnya. Jika sekedar menyampaikan konsep SW secara sederhana insha Allah saya masih mampu dan berani. Namun ada hal yang menurut saya lebih 'serius' dari sekedar konsep yakni praktek.
Karena mereka maunya saya yang mengisi akhirnya saya pun iyakan dan setuju. Saya pun mencoba untuk membuat materi dalam bentuk power point agar lebih mudah dipahami oleh saya pribadi dan para jemaah.
Pada saat saya menjelaskan tentang konsep SW, saya benar-benar kaget dan malu rasanya ketika konsep yang sangat bagus ini ternyata hebat sekali dan luar biasa.
Saya malu karena saya masih jauh dari proses dan standar yang tersirat dan tersurat dalam SW. Saya kagum karena SW ini adalah konsep yang sudah melahirkan sebuah peradaban besar yang dikawal langsung oleh nabi Muhammad SAW.
Sampai pada urutan satu sampai tiga saja, saya merasakan betapa untuk menjadi guru hebat, maka inilah pondasi utamanya dan ininjuga materi intinya.
Secara sederhana SW diawali dengan al Alaq ayat 1 sampai 5. Ayat inilah yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW di gua Hira'. Jika kita kaji agak mendalam al Alaq ayat 1 sampai 5 menjelaskan tentang konsep dasar ketuhanan dan Hakikat manusia. Ayat ini menjelaskan siapa Ilah dan siapa makhluk. Mengkaji ayat ini akan melahirkan sebuah kesadaran bahwa semua manusia sama dan berasal dari bahan yang sama. Manusia itu diciptakan. Manusia itu hina dan manusia itu bodoh. Di sisi yang lain, Rabb adalah sang Pencipta, yang maha mulia dan maha mengetahui. Tentu saja uraian ini masih memerlukan kajian yang lebih mendalam agar kesadaran kita semakin kuat sehingga pengakuan kita akan kehebatan Rabb akan semakin kokoh.
Dari al Alaq lanjut ke al Qalam. Surat ini menjelaskan tentang term normal dan gila. Jika kita mengkaji dengan seksama akan kita dapati bahwa orang yang menjalankan isi al Qur'an, maka dia akan menjadi pribadi yang mulia alias tidak gila.
Sudah sadar diri terus menghiasi diri dengan akhlak Qurani, ini tidak cukup. Tapi masih ada lanjutannya yakni membangun ruhani yang kokoh dengan tahajjud, tilawah al Qur'an dan dzikir serta lainnya.
Subhanallah. Jika kita memiliki pemahaman seperti ini, maka kita akan lahir menjadi manusia baru dengan kualitas yang baru pula.
Mari sama-sama mengkaji dan mencoba mempraktekkan kandungannya. Semoga Allah SWT membimbing kita. Aamiin
Komentar