Saat ini kita berada di akhir tahun 1442 Hijriyah. Artinya mulai bulan Muharram sampai dengan bulan Dzul Hijjah 1442 Hijriyah, Allah telah dan senantiasa memberikan kita banyak sekali karunia dan nikmat. Mulai nikmat iman yang dengannya mendapatkan ketenangan batin karena kita bergantung hanya kepada Allah SWT. Nikmat sehat yang dengannya kita bisa beribadah dan bekerja mencari nafkah.
Di akhir tahun ini alangkah baiknya jika kita banyak-banyak melakukan muhasabah atau evaluasi diri lebih-lebih di masa pandemi yang tak kunjung berakhir.
Dalam sebuah nasehat diungkapkan
حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا
Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab.
Maka alangkah baiknya jika kita menghitung hitung terlebih dahulu amal perbuatan kita. Seberapa banyak amal sholeh yang sudah kita lakukan? Dan seberapa banyak dosa dan maksiat yang juga sudah kita lakukan.
Terhadap amal sholeh kita, maka kita bersyukur kepada Allah karena kita masih diberikan kesempatan dan kemampuan untuk melakukan amal sholeh.
Terhadap amal buruk baik dosa ataupun maksiat, mari kita bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا
Timbang lah diri kalian sebelum kalian ditimbang.
Mari kita timbang-timbang amal perbuatan kita
Apakah lebih banyak atau lebih berat amal baik kita atau justru sebaliknya amal buruk dan dosa kita yang lebih berat.
Dalam surat al Qoriah, Allah SWT mengingatkan kita
Barangsiapa yang berat timbangan perbuatannya, maka dia akan berada dalam kehidupan yang diridhoi. Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka ancamannya adalah neraka Hawiyah.
Jemaah jumat
Ada banyak pelajaran berharga di masa-masa pandemi ini. Kita sering membaca di berita ttg kematian tokoh-tokoh, kita juga sering membaca di group" Yang kita ikuti ttg kematian. Kita juga mendengar dan menyaksikan sendiri orang terdekat kita, tetangga kanan kiri kita satu persatu meninggalkan kita. Betapa pandemi ini benar-benar menunjukkan keganasannya. Seakan-akan satu persatu dari semua manusia diambil setiap harinya. Seakan-akan kita pun juga diintai untuk diambil selamanya.
Dari peristiwa" ini kita bisa mengambil sebuah kesimpulan betapa lemahnya kita para manusia. Betapa rapuhnya kita manusia. Dengan badan yg sehat, segar bugar ketika sudah terpapar virus, badan yang kekar tsb sama sekali tak berguna. Dengan jabatan tinggi sekalipun tak mampu menghalangi masuknya virus. Dengan uang yang berlimpah sekalipun ternyata semua itu tidaklah cukup.
Allah SWT berfirman
كلا إن الإنسان ليطغى
Sekali kali jangan begitu. Manusia itu suka melampaui batas.
أن رآه استغنى
Merasa dirinya mampu. Merasa dirinya hebat. Merasa dirinya bisa melakukan apapun. Namun Allah SWT berfirman
إن آلى ربك الرجعة
Bukankah itu yang selama ini jadi sandaran hidup kita. Kita bergantung kepada semua itu. Namun semua itu tak ada gunanya.
Di tengah-tengah ketidakberdayaan kita, mari kita kembali kepada Allah SWT. Betapa yang sebenarnya kita butuhkan saat ini adalah pertolongan Allah. Mari mendekat kepada Allah. Mari sujud. Mari memohon ampun kepada Allah agar Allah menolong kita semua. Aamiin
Sebagai kesimpulan dari khutbah ini
1. Mari lakukan muhasabah sebelum ajal menjemput kita.
2. Mari bertaubat dan memohon ampun kepada Allah
3. Mari mendekat kepada Allah agar Allah menolong kita. Aamiin
Komentar