Langsung ke konten utama

FILOSOFI 40 HARI DI PESANTREN

Pesantren Putri Tahfidzul Qur'an Darul Madinah Madiun merupakan salah satu pondok khusus putri yang terletak di tengah-tengah kota Madiun. 

Dengan keunggulan di bidang tahfid dan Diniyah atau Kitab kuning, pesantren ini hadir untuk memberikan jawaban kepada masyarakat kota Madiun dan sekitarnya khususnya di bidang al Quran dan Kitab kuning/Diniyah kepesantrenan dan penanaman karakter. 

Sebagaimana umumnya, semua pesantren memiliki seperangkat aturan dan kebijakan yang harus ditaati dan diikuti oleh semua walisantri. Mulai dari aturan penelponan, penjengukan, pengiriman paket, uang saku, dan sebagainya. 

Salah satu kebijakan pesantren ini adalah penelponan pasca 40 hari. Kenapa harus 40 hari? Berikut akan kami ulas landasan filosofis 40 hari. 

Dalam buku yang berjudul The Power of Habbit karya Charles Duhigg, Ia menjelaskan bagaimana sebuah kebiasaan terbentuk, yakni dengan konsep 40 hari, sebuah tindakan atau kegiatan bisa menjadi kebiasaan apabila mampu dilaksanakan terus menerus selama 40 hari. Tanpa terasa setelah kegiatan tersebut dilakukan selama 40 hari, kita akan merasakan ada yang kurang ketika kita meninggalkannya.

Dalam kisah nabi Musa as yang terdapat dalam surat Al-A’raf Ayat 142, setelah Nabi Musa dan kaumnya selamat dari kejaran Fir’aun, beliau melakukan riyadloh, yaitu dengan menjauhi kemelut dunia dan bermunajat kepada Allah semata, beliau mengasingkan diri di bukit Sinai selama 40 hari dan kemudian mendapatkan janji Allah, yaitu kitab Suci Taurot dan kembali kepada kaumnya Bani Israil. 

Begitu juga kehidupan pondok, santri agar bisa betah di pondok harus riyadloh melupakan kehidupannya di rumah, tidak memikirkan kondisi apapun yang ada di rumah selama 40 hari, sampai hatinya sudah terbiasa dengan kehidupan pondok. Setelah 40 hari santri baru boleh dijenguk atau ditelpon oleh orang tua, karena telah selesai melakukan riyadloh seperti Nabi Musa. Tentunya setelah 40 hari ini diharapkan santri juga dapat melakukan riyadloh-riyadloh lainya dan mampu menghadapi ujian dan tantangan lainnya di pondok.

Mengenal Lingkungan Pondok
Pertama kali santri berangkat mondok tentunya belum mengenal pondok secara keseluruhan, bahkan tempat atau ruang dan fasilitas pondok belum mereka ketahui. Apalagi mengenai kebiasaan dan aktifitas yang ada di pondok. 


Pada 40 hari pertama santri dikenalkan dengan lingkungan pondok dan aktifitas pondok. Bagaimana cara santri beradaptasi dengan lingkungan, bagaimana cara belajar santri, bagaimana adab santri dan lain sebagainya. Sebelum 40 hari tentunya santri belum bisa mengenal secara keseluruhan, ketika mereka pulang atau dijenguk sebelum 40 hari tentunya mereka akan menceritakan hal-hal yang ada di pondok, sedangkan pengetahuan mereka sendiri tentang pondok belum sepenuhnya tau.


Santri juga dilatih untuk peka terhadap kehidupan sosial, yakni teman-teman santri lain. Kalau dirumah anak terbiasa hidup sendiri dan jarang berkomunikasi dangan teman-temanya, kalau di pondok santri harus bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman selama 24 jam, santri tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi harus bisa membantu teman sekitar, bisa membuat nyaman teman-teman lain dan sebagainya. Santri juga harus sabar ngantri lho, nggak boleh berebut, karena kita semua hidup bersama. Selama 40 hari Bersama tentunya santri bisa mengenal karakter satu sama lain.

Santri Belajar Mandiri
Ketika dirumah santri lebih sering bergantung kepada kedua orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam hal apapun. Sedangkan di pondok santri dilatih untuk mandiri, bagaimana cara merawat barang-barang milik sendiri, bagaimana cara memenuhi kebutuhan di pondok, bagaimana cara merawat pakaiannya dan lain sebagainya. Santri baru seringkali kehilangan barang-barang, hal ini mungkin saja terjadi, karena ketika dirumah ada orang lain yang merawat dan menjaga barang-barang miliknya, yaitu orang tua, jika dirumah anak meletakan barangnya dimanapun, masih ada seorang Ibu yang akan mengambilnya dan meletakan di tempat semestinya. Sedangkan di pondok santri harus mampu bertanggung jawab terhadap barang-barang miliknya sendiri, meletakan di tempat semestinya. 

Pakaian kotor harus langsung dicuci sendiri, tidak menunggu numpuk-numpuk di tempat pakaian kotor sehingga ketika mau mencuci pakaian kadang sudah tercampur dengan pakain santri lain, ketika jemuran sudah kering harus langsung diangkat dan dilipat, agar tidak terbawa angin atau digeser santri lain yang ingin menggunakan tempat jemuran juga. barang barang harus diberi identitas, seperti baju, bolpoin, buku dan lain sebagainya, ketika barang tidak diberi identitas dan jatuh di suatu tempat, dan ada santri lain yang menemukanya, santri tersebut tidak tau barang itu milik siapa dan bagaimana mengembalikanya. tapi jika ada identitas nama dan kamar santri lain yang melihatnya ketika jatuh bisa mengembalikanya. Selain juga si pemiliklah yang harus menjaga

Demikian sedikit ulasan terkait filosofi 40 hari. Dalam masa-masa ini doa dan kesabaran para orangtua adalah hal yang harus selalu dimunajatkan kepada Allah SWT. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA SI SATU SEMESTER

Mondok di masa Pandemi ini memang full perjuangan. Semua serba baru. Kebijakan baru. Aturan baru dan serba baru lainnya.  Di masa normal santri baru masih bisa dijenguk setelah masa 40 hari. Setelah itu berturut-turut setiap bulan masih bisa dijenguk. Utamanya para santri yang rumahnya cukup dekat dan bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi.  Di masa Pandemi ini sama sekali tidak ada penjengukan. Penyesuaian kebijakan dengan kebijakan pemerintah karena adanya covid 19. Hanya telpon dan video call yang setiap pekan bisa sedikit mengurangi rasa rindu dengan ayah bunda, kakak adik dan sanak family semuanya. Mereka mampu bertahan? Jawabannya ya. Mereka mampu melewati itu semua. Mereka mampu menahan kangen dan rindu walaupun  sesekali diselingi dengan derai air mata dan keluh kesah.  Ya. Mereka mampu melewati itu semua. Mereka sudah mulai bisa mandiri, kuat mentalnya, kuat perasaannya.  Jangan ditanya apakah mereka tidak kangen. Jangan ditanya apakah mereka tidak ingin pulang? J

PONDOK TAHFIDZ PUTRI DARUL MADINAH MADIUN TP. 2020-2021

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته PESANTREN TAHFIDZUL QUR'AN SMP-MA DARUL-MADINAH HIDAYATULLAH MADIUN "Komitmen pada Pembentukan Karakter, Tahfidzul Qur'an & Akademik yang Unggul" 📚 Telah Membuka Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2020/2021📚 (KHUSUS PUTRI) 🔵 TANGGAL PENDAFTARAN: Gelombang Reguler :  Januari 2020 - Juni 2020 ⏰ Waktu: _08.00-14.00 _(Senin -  Sabtu 👥 Kuota Terbatas     - _SMP Putri_: 35 Santri     - _MA  Putri_: 25 Santri 📝 Tes online dari rumah 🗣 Pengumuman Hasil Tes  Sepekan setelah tes 🔵 SYARAT PENDAFTARAN _MENYERAHKAN BERKAS:_ ☑ Photo copy rapor kelas 5 (jenjang SMP), rapor kelas 8 (jenjang MA) ☑ Photo copy KK dan akte kelahiran @2 lembar ☑ Mengisi formulir pendaftaran ☑ Mengisi lembar observasi ☑ Mengisi formulir kesanggupan biaya ☑ Menandatangani surat pernyataan ☑ Membayar uang pendaftaran Rp 250.000 ✍ CARA PENDAFTARAN ✅ Online melalui WA: *081313836275* 🔵 PROGRAM & FASILITAS *Program Un

PPDB PESANTREN PUTRI TAHFIDZUL QUR'AN HIDAYATULLAH MADIUN

PESANTREN PUTRI TAHFIDZUL QUR'AN HIDAYATULLAH MADIUN SMP-MA DARUL MADINAH "Komitmen pada Pembentukan Karakter, Tahfidzul Qur'an & Akademik yang Unggul" Telah Membuka Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2021/2022 (KHUSUS PUTRI) TANGGAL PENDAFTARAN: Gelombang INDENT :  Agustus 2020 - 15 Desember 2020 ⏰ Waktu: 08.00-14.00 Senin -  Sabtu 👥 Kuota Terbatas     SMP Putri : 64 Santri     MA  Putri : 50 Santri 📝 Tes online dari rumah 🗣 Pengumuman Hasil Tes  Sepekan setelah tes 🔵 SYARAT PENDAFTARAN ☑ Photo copy rapor kelas 5 (jenjang SMP), rapor kelas 8 (jenjang MA) ☑ Photo copy KK dan akte kelahiran @2 lembar ☑ Mengisi formulir pendaftaran ☑ Mengisi lembar observasi ☑ Mengisi formulir kesanggupan biaya ☑ Menandatangani surat pernyataan ☑ Membayar uang pendaftaran Rp 250.000 ✍ CARA PENDAFTARAN ✅ Online melalui WA: 081313836275 🔵 PROGRAM & FASILITAS Program Unggulan: ✅ Tahfizh Al-Qur'an ✅ Qira'atul-Kutub ✅ Takhassus 30 Juz Program Penunjang: ✅