Hidup ini senantiasa berubah.
Cobalah merenung sejenak, pejamkan mata dan rasakan betapa perubahan begitu sangat cepat.
Kita renungkan waktu
Dari detik menjadi menit, menjadi jam dan menjadi hari, menjadi pekan, menjadi bulan, menjadi tahun. Begitulah waktu terus berjalan tanpa kita tahu kapankah waktu ini berakhir ataukah kita yang akan berakhir sementara waktu akan terus berjalan dan berjalan.
Kita renungkan diri kita
Dari tidak ada kemudian kita lahir dan dibesarkan oleh orangtua kita, disekolahkan, di pondokkan, di kuliahkan bahkan dinikahkan dan kita pun menjadi beranak pinak. Dan kita saksikan orang-orang terkasih kita, keluarga dekat kita, kakek nenek, bapak ibu, satu per satu dipanggil oleh Allah SWT. Pun demikian kita juga akan dipanggil oleh Allah ketika batas waktu yang diberikan kepada kita telah habis.
Kita renungkan ttg sebuah organisasi
Sebuah organisasi baik berupa negara, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan
Silih berganti dan bermunculan sementara yang lain habis dan mati serta ditinggalkan oleh masyarakat karena sudah tidak menarik dan tidak berprestasi.
Kita renungkan ttg kepemimpinan
Kita sudah sering membaca dan mendengar tokoh-tokoh protagonis kebaikan yang pernah ada di muka bumi ini. Dulu mereka ada, sekarang tinggal sejarah dan kenangan. Pun demikian juga dengan tokoh antagonis alias oenjahat, mereka pernah juga ada dan sekarang tinggal kenangan.
Kata kuncinya semua berubah dan berganti.
Lantas apakah kita siap menghadapi perubahan tersebut?
Di pondok ini adalah moment bagi antum semua untuk belajar. Momen ini tidak datang kedua kalinya. Saya dan para guru mau kembali ke usia antum saat ini, itu adalah sesuatu yang mustahil.
Ini adalah moment untuk antum mengukir prestasi akademik dan non akademik.
Ini adalah moment bagi antum semuanya untuk menggali potensi kepemimpinan pada diri antum. Sebab di manapun antum berada dan berkiprah suatu saat nanti, antum akan sangat butuh dengan skill kepemimpinan dan komunikasi.
Masih kan antum mau menoleh ke belakang?
Masihkan antum mau merengek dan menangis?
Masihkan antum mau berkeluh kesah?
Sementara kawan-kawan antum berlari kencang dan berusaha maksimal untuk meraih dan mencapai hafalannya.
Mereka belajar serius untuk mengukir prestasi.
Apa masih sempat bagi antum untuk menangis, mengeluh dan pesimis?
Sungguh sangat tidak pantas dimana pada saat yang sama kita masih yakin Allah akan menolong kita.
Sungguh sangat tidak pantas di saat yang sama banyak yang tidak bernasib baik seperti antum semuanya.
Maka sadarlah, bangkitlah, belajarlah, hafalkanlah
Ukir prestasi dalam sejarah hidup antum pada jenjang ini. Sebab masa ini tidak akan terulang bagi antum semuanya sebagaimana kami para guru mustahil bisa kembali ke masa usia antum saat ini.
Selamat menjalankan amanah
Semoga Allah SWT memudahkan dan membimbing antum semua dlm menjalankan amanah ini. Aamiin
Komentar
Hadi purwoto