Tidak bisa dipungkiri bahwa puncak kemuliaan adalah takwa. Allah SWT sudah menegaskannya dalam Al Qur'an bahwa kemuliaan seseorang diukur dari ketakwaannya.
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
Rasulullah Saw juga pernah bersabda
أني لأخشاكم وأتقاكم
Aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa di antara kalian.
Dalam tataran praktis nilai takwa bisa diderivasi atau diurai apa saja kriteria orang yang mulia. Jika dikaitkan dengan pengasuhan, maka pengasuh juga merupakan orang yang mulia. Seorang ibu yang mengasuh anaknya mulai dari masa kehamilan, kelahiran, merawat bayi yang belom bisa berbuat apa-apa adalah pekerjaan mulia.
Seorang anak yang baru bangun dari tidurnya, belom mandi, dimandiin, dipakaikan baju, dibedakin dan parfum, semua itu hampir semuanya dilakukan oleh seorang ibu. Ketika semua sudah rapih, bapak dan keluarga lainnya sudah terima beres dan jadi.
Pun demikian dengan masakan. Proses panjang dan rutin harian. Dari berbagai macam sayur dan lauk bisa tersaji. Semua itu karena peran seorang ibu. Seorang pengasuh. Betapa mulianya para ibu, para pengasuh.
Pun demikian di pondok. Peran pengasuh menempati posisi yang sangat fundamental. Membangunkan santri, membiasakan mereka beribadah dengan tertib, menyuruh mereka mandi, dan mengkoordinir mereka belajar di kelas dan halaqoh. Semua itu dilakukan oleh pengasuh. Bahkan sakitpun mereka juga yang sangat berperan. Betapa mulianya pengasuh.
Namun bisa kita liat kebijakan dan anggapan yang selama ini ditemui. Pengasuh adalah pekerjaan yang tidak memiliki masa depan. Tidak ada tunjangan ini itu. Tidak ada insentif ini itu. Pengasuh hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya mental sabar dan rela berkorban.
Penulis : admin
Komentar