Idealnya, pasang suami istri harus berkumpul bersama sebagaimana niat awal adalah hidup bersama membangun rumah tangga. Maka banyak pasangan yang berusaha keras baik dari usaha bersama maupun hadiah dari keluarga besar memilih hidup mandiri dan lepas dari keluarga besar atau kedua orangtuanya. Sebab dengan demikian, akan terasa lebih "bebas" dalam mengatur rumah tangga yang sedang dibangunnya. Susah senang dijalani bersama. Pahit manis juga dinikmati bersama. Ini idealnya.
Namun idealitas terkadang berbanding terbalik dengan realitas. Yang seharusnya berkumpul bersama namun karena satu dan lain hal menyebabkan harus berjauhan. Terkadang karena keterbatasan ekonomi, terkadang karena tempat kerja yang terlalu jauh seperti kerja di luar negeri dan lain sebagainya. Demi tujuan bersama semisal agar segera memiliki rumah, agar segera punya uang banyak, maka kondisi inipun dijalani.
Namun demikian LDR an, bahasa anak mudanya banyak sekali negatifnya menurut penulis. Di antara sisi negatifnya adalah
1. Pikiran tidak tenang
Berjauhan dengan pasangan atau bahkan dengan anak sangat tidak nyaman. Ketika mendengar anak sakit dan tidak bisa pulang, pikiran jadi kacau dan bingung. Komunikasi tidak lancar bahkan di situasi yang dipenuhi dengan smartphone seperti saat ini pun bukan jaminan lamcarnya komunikasi. Sebab masingmasing memiliki kesibukan yang harus dikerjakan. Ya, dilema sekali.
2. Curigaan
Pasangan yang sudah berkomitmen untuk hidup bersama, sehidup semati, sepiring berdua, akan saling curiga terhadap pasangannya. Apalagi jika memang pernah terjadi "pengkhianatan dan perselingkuhan" yang dilakukan oleh salah satu pasangan. Tetap was-was dan tetap muncul kecurigaan. Benar-benar dilema.
3. Tidak sehat
Hubungan rumah tangga yang sehat ditandai dengan rutinnya "tidur bersama pasangan". Hal ini wajar dan lumrah. Karena ini memang salah satu tujuan pernikahan. Ketika hal tersebut jarang terjadi, misal sepekan sekali, sebulan sekali, setahun sekali, maka kondisi fisik akan mengalami gangguan. Yang tentunya hal ini juga diperparah oleh kondisi psikologis.
Bagaimanapun lebih nyaman bersama LDR an. LDR hanya dilakukan jika terpaksa harus dilalui. Jika tidak terpaksa, maka lebih baik hidup bersama. Menjalani suka duka, pahit manis bersama.
Semoga semua kita dikaruniai rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa Rohmah. Aamiin
Komentar