Dalam hidup ini kita memiliki beberapa sandaran yang kepadanya kita menggantungkan segala yang kita butuhkan. Baik materi maupun non materi.
Di antara hal yang menjadi sandaran kita adalah uang, harta, pekerjaan dan jabatan, kasih sayang, penerimaan , dsb.
Tatkala sandaran itu hancur atau hilang. Kemanakah kita akan bersandar?
Demikian juga dengan Nabi Muhammad Saw. Tatkala beliau berdakwah, beliau masih punya sandaran. Ada paman beliau yakni abu Tholib dimana beliau adalah tokoh Qurays yang disegani. Berikutnya istri beliau dimana beliau adalah bisnis woman yang sukses dan bangsawan.
Tatkala keduanya diambil oleh Allah SWT. Beliau tidak punya sandaran lagi. Maka beliau mengisro'kan dan memi'rojkan nabi Muhammad Saw. Semua itu adalah dalam rangka menghibur beliau yang saat itu menghadapi banyak sekali tekanan dan siksaan.
Dalam peristiwa ini beliau Saw diberi perintah sholat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam. Setelah melalui beberapa negosiasi atas saran nabi Musa AS, akhirnya perintah sholat menjadi 5 kali dalam sehari semalam.
Hikmahnya adalah bersandarkan hanya kepada Allah SWT. Bukan kepada yang lain.
Tatkala kita menanggung beban berat dalam kehidupan ini, maka sholatlah sebagai sarana mi'roj kita kepada Allah SWT. Namun sebelum mi'roj, kita mesti melakukan thaharoh atau pensucian diri baik dhohir ataupun batin. Sebagaimana nabi Muhammad Saw sebelum melakukan isro' dan mi'roj, beliau disucikan terlebih dahulu oleh malaikat Jibril dengan dibelah dada beliau dan diganti dengan nur hikmah dan iman.
Maka perhatikanlah tahapan-tahapan ini baik sebelum ataupun pada saat melakukan sholat
Komentar