Semisal sebuah keputusan terkait penambahan karyawan. Maka konsekwensinya adalah bertambahnya pengeluaran rutin berupa gaji dan lain sebagainya termasuk honor atau tunjangan lainnya.
Demikian juga sebaliknya jika diputuskan untuk tidak menambah karyawan pun juga mengandung resiko yakni beban kerja yang terlalu berat sehingga efektifitas kerja menjadi berkurang. Hal lain yang akan menjadi dampaknya juga adalah tingkat stress pegawai yang bisa berujung pada resign. Tentu saja semua pemimpin tidak menginginkan hal ini terjadi. Sebab konsekwensi berikutnya adalah harus merekrut pegawai yang sama sekali baru dengan konsekwensi lanjutannya adalah harus memberikan pelatihan dan bimbingan dari awal lagi.
Maka menjadi pemimpin, salah satunya adalah menanggung resiko dari setiap keputusan yang disepakati. Baik sisi positif maupun sisi negatifnya.
Tentu saja sebelum menetapkan sebuah keputusan semua resiko sudah ditimbang-timbang. Dan pastinya akan diambil resiko yang paling minimal.
Maka dalam hal ini, seorang leader juga harus memiliki kompetensi manajemen resiko.
Inilah konsekwensi menjadi pemimpin. Salah benar ada di pundaknya. Telunjuk dihadapkan padanya. Dan segala pertanyaan juga ditujukan kepadanya.
Bisa dibayangkan jika ternyata resiko yang paling buruk yang terjadi. Maka yang pertama kali akan ditanya dan dimintai keterangan adalah pemimpinnya.
Maka jika tidak siap menanggung resiko, jika tidak siap ditanya dan dimintai pertanggungjawaban, sesekali jangan menjadi pemimpin. Sebab itu sudah konsekwensinyang menyertainya.
Selamat mencoba 🙏
Komentar