Bagi sebagian atau kebanyakan orangtua, ketika mendengar anak sakit atau gagal atau perlakuan tidak menyenangkan dari kawannya tentu akan marah dan akan membela. Ini wajar. Karena anak adalah harapan orangtua. Anak diharapkan menjadi penyambung kehidupan kedua orangtua. Anak diharapkan menjadi penerus perjuangan dan penebar kebaikan kedua orangtua.
Namun demikian, bukan berarti sebagai orangtua harus memanjakan anak. Setiap nangis, kita tolong. Disakitin teman kita bela. Dan lain sebagainya.
Ada kalanya kita hanya cukup sebagai fasilitator. Cukup sebagai penunjuk arah tanpa harus mengantarkan anak pada tujuan akhirnya. Biarkan anak yang menjalani arahan dan bimbingan orangtua.
Anak harus mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak harus mampu menaklukkan berbagai hal yang menjadi penghalang dalam hidupnya. Sebab dengan begitu anak akan menjadi tangguh dan kuat.
Jika sedikit-sedikit merengek dan melapor kepada orangtua, tentu saja orangtua senang. Namun lama-kelamaan ketika hal-hal kecil tidak mampu diselesaikan oleh si anak, orangtua juga akan gregetan dan mulia marah-marah.
Coba renungkan saja. Kita mengharapkan anak kita mandiri. Di awal-awal kita masih sering membantunya. Tapi seiring dengan perjalanan waktu, si anak sudah semakin dewasa. Usia semakin bertambah tapi kemampuan menyelesaikan masalah kecil tidak kunjung bisa. Kita pun sebagai orangtua kadang tak habis pikir. Bahkan kita pun sebagai orangtua kadang menyalahkan pihak lain. Bisa jadi begitu.
Maka sesekali biarkan anak kita menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan selalu ditolong. Jangan selalu dibela. Sebab semua itu akan menjadi penghambat kemandirian anak.
🙏🙏🙏
Komentar