BOHONG atau BETUL
Oleh: Tere Liye
1. Utang negara baru bertambah karena pandemi.
Bohong. Pandemi itu baru mulai Februari 2020. Silahkan cek data Desember 2019. Utang negara itu terus bertambah signifikan sejak 2014. Meroket. Ada pandemi, lebih gila lagi, tahun 2020, nambah 1.200.000.000.000.000. Coba elu lihat berapa banyak nol-nya?
2. Pertumbuhan ekonomi menurun karena pandemi
Bohong. Silahkan cek pertumbuhan ekonomi hingga Desember 2019. Bahkan sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi terus turun sejak 2014. Nah, 2021 harusnya bisa tumbuh lebih bagus, karena 2020 sudah negatif duluan. Start pembandingnya sudah turun. Masa' sudah negatif, tetap nggak bisa naik lebih cepat.
3. Semua negara di dunia punya utang.
Betul. Tidak ada negara yang tidak punya utang. Tapi jika kamu mau pakai argumen ini, mbok ya jangan ambil urusan beginian doang. Coba juga ambil pelayanan publiknya, perlindungan hukum. Kalau giliran begini, baru ambil argumen ini. Soal buku bajakan, barang ilegal, kamu pernah ke Jerman? Inggris? Negara² maju? Ada gitu di sana orang bebas jual buku bajakan di marketplace, di kota² besar? Giliran yang bagus²nya kamu nggak ambil. Giliran utang mendadak: 'Negara lain juga utang'.
4. Utang itu kan untuk pembangunan juga
Betul. Utang itu secara logika jelas untuk pembangunan. Masa' untuk dikorupsi sama kader PDIP yang jadi menteri, dan atau kader Gerindra yang jadi menteri. Kan goblok namanya kalau bilang: 'utang untuk dikorupsi'. Ini mah, anak kecil juga sudah tahu: kita utang untuk pembangunan, rakyat. Jadi tolong pastikan itu betulan. Bukan cuma buat proyek² yg dikorup kelompok tertentu.
5. Rasio utang Indonesia itu aman, masih sekitaran 40%
Betul. Jangankan 40%, mau rasionya 1000% saja masih aman2 saja. Alias utang 10 kali dari GDP. Di dunia ini, bahkan ada yang utangnya numpuk menggila, aman² saja. Orang sudah nagih bawa² polisi, aman² saja. Penghasilan 0, utang jutaan, banyaaak. Itu rasionya berapa coba? Terus kenapa kalau dia tidak mau bayar? Itu betul sekali. Bagi orang yang punya tabiat suka utang, mau berapapun utangnya, dia tetap merasa aman² saja. Sesederhana itu. Tapi bagi yang tidak suka utang, bahkan 1% saja sudah cukup bikin dia susah tidur, mikirin kapan dilunasi.
6. Yang akan bayar utang adalah pemerintah?
Bohong. Catat baik². Pemerintah itu (dalam hal ini eksekutif, legislatif, yudikatif) tidak membayar se-sen pun utang ini dari kantong pribadinya. Mereka malah ngabisin duit buat gaji, tunjangan, operasional. Lantas siapa yang bayar? Kita semua. Rakyat Indonesia. Dari apa? Pajak. Termasuk anak cucu kita kelak. Tolonglah perbaiki istilah kalian itu, kalau urusan bantuan, enak banget pakai istilah 'Bantuan Presiden', 'Bantuan Gubernur'. Pas urusan utang, baru pakai istilah 'Utang Negara', dll. Coba pakai istilah 'Utang Presiden'.
7. Ngapain sih kita harus ngomongin utang negara? Memangnya itu urusan kita?
Betul sekali. Itu urusan kita. 100%. Terutama buat kalian yang tertib setor dan lapor SPT. Setiap rupiah uang negara itu urusan kalian. Jika ada yang melarang bicara soal utang negara, jika ada netizen yang marah saat utang negara dibahas: orang2 ini biasanya adalah kelompok hipokrit. Dulu, dia bahas² utang ini, heboh sekali. Sekarang, giliran kelompok dia berkuasa, eh dia marah.
8. Terakhir, kok sekarang Tere Liye bahas politik?
Itu karena kamu tidak kenal Tere Liye. Lantas merasa sok kenal. Sejak tahun 2004, Tere Liye sudah menulis politik, ekonomi, di koran² nasional. Lantas dia juga menulis novel² politik, ekonomi, seperti 'Negeri Para Bedebah', 'Negeri Di Ujung Tanduk', 'Pulang', 'Pergi', dan 'Pulang Pergi'. Baca 5 buku ini, kamu akan paham sekali, buku2 Tere Liye itu tidak seperti yang kamu pikirkan selama ini. Sayangnya, jangan² kamu kebanyakan nonton tik-tok sih! Ayo sesekali baca buku. Tidak harus buku² Tere Liye. Banyak buku lain yg lebih bagus. Jangan kebanyakan nonton, lihatin hal² unfaedah di dunia maya ini.
*Tere Liye, penulis novel 'Selamat Tinggal'
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10223017958511885&id=1667463503
Komentar