Setiap akhir pekan kugeber motorku dari Kota Madiun menuju Lamongan. Itulah rutinitas yang kulalui setiap pekan jika tidak ada tugas tambahan. Pulang dan berkumpul bersama keluarga kecilku.
Sore ini terlihat cukup cerah. Aku pun bersiap diri untuk pulang ke Lamongan. Sambil memasukkan beberapa perlengkapan pulang, tetiba hujan turun.
Aku hanya bisa pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa. Mau marah, tak tahu marah ke siapa. Mau mengumpat,. Ngumpat ke siapa? Aku hanya terduduk dan terdiam sambil berharap hujan reda.
Padahal bayang-bayang sang kekasih sudah menari-nari di ujung mata. Senyum merekah bahagia sudah siap menyambutku pulang. Tapi itu hanya bayang-bayang.
Hujan pun semakin deras. Harapanku makin pupus. Akankah rindu ini tertunda ? Sungguh menyiksa. Padahal obat rindu adalah bertemu. Bertemu Sang kekasih pujaan hati.
Komentar