Ungkapan ini acapkali diucapkan oleh kawan-kawan yang belum terbiasa menulis. Wajar. Karena memang belom terbiasa. Jadi bingung apa yang harus ditulis sehingga membuat kesimpulan saya tidak bisa menulis.
Saya akan menceritakan perjalanan saya memulai menulis.
Kisah ini berawal ketika saya mengikuti sebuah seminar nasional yang diisi oleh Dr. Taufik Ismail. Salah seorang budayawan senior Indonesia.
Dalam pemaparan beliau dijelaskan bahwa hanya Indonesia yang tidak ada kewajiban membaca buku wajib. Padahal negara tetangga masih mewajibkan kebijakan tersebut. Bahkan lebih jauh sebelum kemerdekaan dimana sekolah masih bernama Sekolah Rakyat dan AMS semua siswa diwajibkan untuk membaca sejumlah buku wajib.
Berawal dari kesadaran ini, saya ingin mewujudkan gerakan membaca di Madrasah yang saat itu saya sebagai kepala madrasahnya.
Lumayan berat mencari formula dan konsep membaca dan menulis di sekolah yang sempat saya pimpin selama 5 tahun.
Pernah saya dan kawan-kawan membuat kebijakan yang tidak umum yakni membagi siswa berdasarkan minatnya. Peminatan ini terdiri dari IT, bahasa Arab, bahasa Inggris, Tahfidz, literasi dan farming. Agak terseok-seok awal mula memulai konsep baru ini. Namun semangat tetap membara untuk mewujudkan cita-cita ini.
Tak berhenti sampai di sini, kami pun mencoba mengundang penulis yang masuk dalam jajaran istruktur IGI. Dalam kegiatan ini semua guru ikut dan langsung dibimbing secara teknis oleh dua instruktur tersebut. Saya hanya ingat satu nama yakni bapak Andi Aziz yang kebetulan berasal dari Balikpapan.
Lama berproses dan menunggu karya guru, ternyata santri sudah menghasilkan karyanya duluan dan buku ini pun diterbitkan.
Bagaimana dengan saya? Sebagai kepala sekolah, saya pun juga ingin punya buku karya saya sendiri. Di laptop saya sampai saya buat folder tersendiri yang berisi kumpulan tulisan saya. Hingga saya mutasi ke Jawa timur, kumpulan tulisan tersebut tak kunjung terbit jadi buku.
Di Jawa Timur saya pun tak langsung memulai dan melanjutkan proyek buku saya. Saya masih disibukkan dengan adaptasi dengan lingkungan baru yang relatif sulit menurut saya.
Saya pun mulai bisa beradaptasi. Maka saya pun mulai melihat-lihat file tulisan saya. Timbullah keinginan untuk mewujudkan program literasi di madrasah baru yang saya pimpin.
Mula-mula saya menyurat ke perpustakaan kota Madiun. Berharap ada kerjasama resmi yakni pinjam buku secara berkala. Namun setelah ditimbang+timbang akhirnya kerjasama ini pun dibatalkan.
Saya termasuk cukup aktif di media sosial. Saya mencoba searching group" penulis di media sosial. Hingga saya pun bertemu dengan salah satu wali santri yang concern terhadap dunia literasi.
Pertemuan pun disepakati. Akhirnya kami bertemu di pondok dalam kesemoatan yang sangat singkat. Hingga akhirnya saya bisa mengantarkan santri menerbitkan bukunya.
Saya pun heran, kok saya tidak punya karya sendiri. Akhirnya saya mencoba membuka-buka blog saya yang sudah cukup banyak tulisannya.
Akhirnya kami mengundang beliau untuk mengisi workshop kepenulisan dimana di akhir sesi workshop ini beliau memberikan tantangan kepada guru untuk membuat buku dan akan diterbitkan.
Akhirnya kami bisa memenuhi tantangan tersebut dan terbitlah buku karya guru dimana buku ini merupakan kumpulan tulisan guru.
Saya pun merasa tidak puas. Karena belom menerbitkan buku karya sendiri. Akhirnya saya lebih fokus lagi dengan mengecek tulisan-tulisan saya baik di laptop maupun di blog saya.
Saat itu saya sedang mengetikkan karya adik-adik SMP Darul Madinah Madiun. Yang kemudian terbit menjadi 3 buku. Sambil mengetuk saya mencoba menuntaskan calon buku pertama saya. Dan akhirnya buku saya yang pertama bisa terbit bersamaan dengan karya adik-adik SMP Darul Madinah Madiun dengan judul catatan harian kepala madrasah.
Saya sangat bahagia sekali. Saya pun lebih bersemangat untuk menulis lagi. Akhirnya saya mencoba membuat buku fiksi. Dan akhirnya buku kedua saya terbit.
Saya semakin keranjingan. Saya pun menulis buku ketiga sambil aktif menulis di blog.
Akhir November dan awal November bersamaan dengan publikasi dan promosi PPDB saya mengecek tulisan saya di blog. Dan ternyata tulisan saya di periode dua bulan ini cukup banyak.
Setelah disalin ke bentuk word, saya pun yakin buku ini bisa terbit. Dan Alhamdulillah buku ketiga pun terbit dengan judul Mondok itu Keren.
Itulah sekelumit perjalanan literasi saya. Bagaimana perjalanan anda ?
Komentar