Rintik-rintik hujan menemani Maghrib yang terus melaju menuju Isyak. Lalu lalang para pekerja kembali ke rumah masing-masing sembari berharap berkumpul bersama keluarga. Kendaraan terus dipacu sembari berharap hujan tak sampai menghalangi sebuah perjumpaan.
Sembari menunggu pujaan hati pulang, sang istri menutup jendela dan tirai dan mengajak anak-anak untuk segera masuk ke dalam rumah. Bersegera mandi dan mnunaikan sholat. Sang pujaan hati tak kunjung tiba. Hati mulai was-was. Mencoba mengintip langit dari balik tirai sambil berdoa semoga pujaan hati tidak kehujanan.
Rintik hujan mulai berpacu semakin lebat. Perasaan semakin was-was. Dimanakah gerangan duhai pujaan hati?.
Sementara sang pujaan hati masih berteduh di warung kopi pinggir jalan karena lupa bawa mantel. Sembari menunggu hujan reda, sang pujaan hati memesan kopi dan menikmati pisang goreng hangat yang baru diangkat dari wajan.
Sambil menyeruput kopi dan menikmati goreng pisang, sang pujaan hati membuka HP mencoba mengabari sang bidadari.
HP berbunyi. Sang bidadari membuka pesan yang baru masuk. Perasaan pun jadi tenang. Namun tetap ada sedikit was-was. Mulailah sang bidadari mengajak anak-anak untuk belajar mengaji dan doa-doa sholat hingga tak terasa adzan Isyak berkumandang dan merekapun sholat.
Hujan pun reda. Sang pujaan hati melanjutkan perjalanan pulang. Pelan tapi pasti. Sebab khawatir terpeleset dan jatuh di jalan. Sedang sang bidadari sudah tidak sabar menunggu.
Sejam kemudian, sang pujaan hati sampai di rumah disambut sang bidadari dan putri cantik dan pangeran kecil. Bahagia menyelimuti. Was-was jadi senang. Makan bersama menjadi nikmat.
Itulah sekelumit perjalanan sang pujaan hati dalam merajut CINTA.
🙏🙏🙏
Komentar