Bagi sebagian orang, uang adalah segalanya. Sampai-sampai mengatakan "uang bukan segalanya tapi segala-galanya pake uang". Ungkapan ini ada benarnya juga. Di masa seperti saat ini semuanya pake uang. Parkir pake uang. Ke toilet umum pake uang, apalagi ke Mall pasti pake uang.
Namun demikian, jangan karena tidak ada yang seakan-akan hidup berakhir. Sebab masih banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita yang jarang kita sadari dan jarang kita syukuri.
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ada dua nikmat yang sering manusia lalai dengan keduanya yakni sehat dan waktu luang.
Yang pertama adalah nikmat swhat. Nikmat sehat adalah nikmat besar. Tanpa kesehatan, maka apa yang bisa dilakukan. Kalo kita sakit, maka tak ada yang lebih berharga dari kesehatan. Uang yang banyak, jabatan yang tinggi tak akan ada gunanya semua. Semua itu tidak bisa membeli mahalnya kesehatan.
Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan. Dalam Al Qur'an, Allah SWT menegaskan dalam beberapa ayatnya bahwa Allah SWT mengharamkan makanan dan minuman yang haram karena itu semua membahayakan bagi diri manusia. Utamanya pada aspek kesehatannya.
Demikian juga dalam sebuah hadits dikatakan tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. Hadits ini kemudian terkenal sebagai kaidah Ushul fiqh yang menjadi landasan larangan mencelakai diri sendiri dan orang lain.
Yang kedua adalah waktu luang.
Kita semua diberi waktu yang sama yakni 24 dalam sehari semalam. Namun hasil akhir masing-masing orang berbeda. Salah satunya disebabkan oleh pemanfaatan waktu luang. Banyak yang terlena hanya dengan memposting dan update status. Bermedsos ria, jalan-jalan dan lain sebagainya. Tentu itu semua ada baiknya namun tidak produktif.
Yang dimaksud produktif di sini bukan hanya terkait dengan uang. Banyak hal-hal kecil yang kemudian menjadi besar hanya karena tidak segera dilakukan sehingga menumpuk dan akhirnya kesulitan sendiri menyelesaikannya.
Banyak pekerjaan yang bernilai produktif yang bisa mendatangkan kemanfaatan minimal untuk diri kita sendiri maupun untuk masyarakat banyak.
Maka perhatikanlah dua nikmat ini. Sebab dua nikmat ini banyak dilupakan oleh kebanyakan manusia.
Komentar