Setiap program yang dijalankan di sebuah lembaga pasti sudah melalui serangkaian tahapan mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Penetapan sebuh program juga sudah melalui serangkaian analisis baik dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kita mengenalnya dengan istilah analisis SWOT. Termasuk di dalamnya adalah Darul Madinah Madiun. Gerakan Literasi Sekolah memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Demikian juga peluang dan tantangannya.
Di antara kekuatan yang dimiliki oleh Darul Madinah Madiun adalah
1. SDM yang rata-rata berusia produktif alias masih berusia muda yakni antara usia 20 sampai dengan 40 tahunan.
Selain itu beberapa SDM Darul Madinah Madiun juga sudah mengenyam pendidikan S-2. Jumlah yang ini sekitar 20% dari total SDM yang ada. Selebihnya rata-rata sudah strata 1 atau sarjana.
Hampir semua SDM yang ada sudah melek teknologi. Bahkan sebagian memiliki kemampuan di atas rata-rata. Keterampilan dasar Microsoft office sudah menjadi hal yang biasa. Demikian juga penggunaan media internet juga merupakan hal yang biasa.
2. Legalitas
Dari sisi legalitas, gerakan literasi sekolah merupakan gerakan yang memiliki landasan yang legal dari pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional. Diresmikannya GLS merupakan bukti nyata dari dukungan pemerintah atas gerakan ini.
3. Dukungan kebijakan
Gerakan Literasi Sekolah di Darul Madinah Madiun mendapatkan lampu hijau langsung dari kepala madrasah. Hal ini menjadikan program literasi Sekolah menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan.
Adapun di sisi kelemahan, Darul Madinah Madiun bisa dibilang masih pemula. Kurang pengalaman. Sehingga untuk memulai gerakan ini masih perlu pendampingan dan bimbingan secara terus menerus. Tidak cukup hanya dengan sekali atau dua kali pelatihan.
Selain itu, kelemahan lainnya adalah mengubah mindset konsumen ke mindset produsen. Hal ini merupakan kelemahan tersendiri yang bisa menghambat laju dan gerak Literasi Darul Madinah Madiun.
Sedangkan dari sisi peluang, gerakan literasi sekolah di Darul Madinah Madiun ini memiliki peluang yang sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan internal Darul Madinah saja gerakan ini sudah bisa menjadi solusi. Sementara sampai saat ini, Darul Madinah Madiun masih menggunakan sumber dan bahan ajar dari penerbit eksternal.
Peluang lainnya, Darul Madinah Madiun merupakan bagian dari Hidayatullah yang secara nasional bisa menjadi mitra pengembangan gerakan literasi sekolah ini. Tak kurang dari 300 pondok pesantren yang tersebar di seluruh titik Nusantara dimana di dalamnya hampir memiliki lembaga pendidikan dari jenjang PAUD sampai dengan perguruan tinggi.
Adapun dari sisi ancaman terhadap gerakan literasi ini bisa dikatakan cukup kecil. Walaupun kecil, namun tantangan ini harus tetap mendapatkan solusi antisipasi agar literasi ini bisa terus berjalan maksimal.
Komentar