Setiap insan yang sudah mengikatkan dirinya dalam ikatan pernikahan berharap bahwa ikatan tersebut akan awet hingga akhir hayatnya. Tak berharap akan terjadi berbagai problem yang akan memutus ikatan tersebut. Tentu saja ini adalah harapan dan keinginan yang ideal.
Namun, perlu disadari bahwa hidup sendiri juga tentu menghadapi problem. Demikian juga dalam organisasi kecil seperti rumah tangga.
Di awal pernikahan, semua bayang-bayang indah tergambar dengan terang benderang di benak masing-masing. Mulai memiliki keturunan, pekerjaan, rumah dan semua hal yang indah dan menyenangkan.
Seiring berjalannya waktu. Problem pun akan berdatangan. Mulai pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Watak asli yang mulai nampak. Komunikasi yang mulai terasa kurang nyambung, dsb.
Di sinilah masa-masa pembuktian sebuah rumah tangga. Bertahan atau hancur (cerai). Kedewasaan sebuah rumah tangga akan terlihat dalam menghadapi dan mengatasi sebuah problem. Masalah kecil tentu bukan dipermasalahkan bagi pasangan yang sudah dewasa. Beda dg pasangan yang belom dewasa, maka masalah kecil akan menjadi masalah yang besar yang bisa berujung pada pertengkaran bahkan kekerasan dalam rumah tangga.
Maka kunci utama dalam membangun tatanan rumah tangga adalah kedewasaan / kematangan perasaan dan pikiran.
Berlanjut
Komentar