Wabah Corona atau Covid-19 telah menelan banyak korban baik yang berujung pada kematian. Semoga Allah SWT menempatkan mereka di tempat terbaik di sisi-Nya. Ada juga yg berujung pada perubahan regulasi kerja yg kemudian kita kenal dg work from home. Bahkan ada juga yg berujung pada PHK yg semua karyawan sama-sama tidak menginginkannya. Kesimpulannya wabah ini mengubah sisi-sisi kehidupan manusia. Baik ekonomi, interaksi sosial, budaya dan tak luput juga pendidikan.
Perubahan kebijakan atau regulasi pada aspek pendidikan adalah pada sisi metode pembelajaran. Dulunya belajar harus di kelas bersama guru. Dulunya program menghafal juga harus di pondok bersama murobbi. Tapi sekarang tidak demikian. Belajar tidak harus bertatap muka secara langsung dalam satu ruang kelas. Belajar bisa dilakukan dimana saja. Intinya ada interaksi antara murid dan guru yg dilakukan secara online atau ada bimbingan yg diberikan oleh guru walaupun tidak sedang bertatap muka.
Dari kenyataan tersebut. Bagaimana guru/pengasuh/murobbi memanfaatkan situasi ini? Pendidikan akan terus berlangsung tanpa harus tatap muka. Pembelajaran akan terus berlanjut tanpa harus tatap muka. Sebab saat ini ada trend baru yakni pembelajaran online/virtual/daring.
Mari kita sama-sama membaca dan melakukan analisa bahwa selama ini konten media online dipenuhi dg konten-konten sampah (tentu saja ada juga yg baik dan bermanfaat). Maka jawabannya adalah di sinilah peran guru/pengasuh/murobbi untuk berperan serta dan berkontribusi mengisi konten online atau internet dg konten-konten positif.
Pembelajaran tidak mesti harus dg memberikan materi teoritis semata. Pembelajaran bermakna adalah dg cara langsung melakukan praktek. Semisal salah satu materi bahasa Indonesia adalah pidato. Dalam kondisi seperti ini rasanya sulit dan akan menimbulkan kebosanan jika guru menyampaikan teori ttg pidato. Yg lebih efektif saat ini adalah santri langsung diminta membuat video pidato/kultum. Lebih-lebih saat ini adalah bulan suci ramadhan. Tentu saja ini lebih efektif dan prospektif.
Tentu saja hal ini bisa dan mudah dilakukan. Terlebih jika dikomunikasikan dg baik kepada semua orangtua siswa.
Semoga
Perubahan kebijakan atau regulasi pada aspek pendidikan adalah pada sisi metode pembelajaran. Dulunya belajar harus di kelas bersama guru. Dulunya program menghafal juga harus di pondok bersama murobbi. Tapi sekarang tidak demikian. Belajar tidak harus bertatap muka secara langsung dalam satu ruang kelas. Belajar bisa dilakukan dimana saja. Intinya ada interaksi antara murid dan guru yg dilakukan secara online atau ada bimbingan yg diberikan oleh guru walaupun tidak sedang bertatap muka.
Dari kenyataan tersebut. Bagaimana guru/pengasuh/murobbi memanfaatkan situasi ini? Pendidikan akan terus berlangsung tanpa harus tatap muka. Pembelajaran akan terus berlanjut tanpa harus tatap muka. Sebab saat ini ada trend baru yakni pembelajaran online/virtual/daring.
Mari kita sama-sama membaca dan melakukan analisa bahwa selama ini konten media online dipenuhi dg konten-konten sampah (tentu saja ada juga yg baik dan bermanfaat). Maka jawabannya adalah di sinilah peran guru/pengasuh/murobbi untuk berperan serta dan berkontribusi mengisi konten online atau internet dg konten-konten positif.
Pembelajaran tidak mesti harus dg memberikan materi teoritis semata. Pembelajaran bermakna adalah dg cara langsung melakukan praktek. Semisal salah satu materi bahasa Indonesia adalah pidato. Dalam kondisi seperti ini rasanya sulit dan akan menimbulkan kebosanan jika guru menyampaikan teori ttg pidato. Yg lebih efektif saat ini adalah santri langsung diminta membuat video pidato/kultum. Lebih-lebih saat ini adalah bulan suci ramadhan. Tentu saja ini lebih efektif dan prospektif.
Tentu saja hal ini bisa dan mudah dilakukan. Terlebih jika dikomunikasikan dg baik kepada semua orangtua siswa.
Semoga
Komentar