Unsur utama hadits adalah sanad dan matan (pesan yang akan disampaikan). Kedua unsur ini harus ada dua-duanya. Ibarat seekor burung harus ada kedua sayapnya agar bisa terbang. Demikian juga hadits akan disebut hadits jika memiliki kedua unsur tersebut, yakni sanad dan matan.
Sanad
Adalah silsilah atau rangkaian perowi hadits. Misal Kholid menerima dari Ali. Ali menerima dari Ustman. Utsman menerima dari Umar. Umar menerima dari Abu Bakar. Abu Bakar menerima dari Nabi Muhammad Saw. Maka rangkaian perowi hadits ini disebut SANAD.
Jika rangkaian tersebut tersambung (muttashil) dan tidak terputus sama sekali hingga nabi Muhammad saw, maka hadits tersebut disebut hadits SHOHIH.
Jika sanadnya tidak tersambung, maka bisa menurunkan kualitas hadits tersebut.
Jika bersambung semua tapi ada satu perowi hadits tersebut yang diduga bermasalah (misal perilakunya kurang baik), maka hadits tersebut bisa turun ke level MUNKAR.
Contoh hadits MUNKAR adalah
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان.
Hadits ini masuk dalam kategori hadits MUNKAR. Terdapat dalam Musnad Ahmad Nomor 259.
Contoh hadits yang bersambung sanadnya tapi ada satu perowi yang diduga bermasalah (teridentifikasi suka membuat-buat cerita sehingga tidak diketahui mana yg hadits dan mana yang cerita). Maka hadits ini disebut hadits MATRUK (SEMI PALSU).
Contoh hadits MATRUK adalah
أول رمضان رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار.
Lebih fatal lagi, jika hadits tersebut tidak tersambung kepada Nabi saw. Maka hadits tersebut disebut hadits MAUDHU' (PALSU).
Contoh hadits MAUDHU' adalah
Makanlah saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
Demikian juga
النظافة من الإيمان
MATAN
Redaksi atau matan hadits tidak bisa diterima jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
1. Jika isinya bertentangan langsung dengan Al Qur'an atau dengan hadits SHOHIH, maka haditsnya disebut hadits PALSU.
CONTOH
Ada aliran Al Abahiyyun. Aliran ini disebut juga dengan aliran kebatinan.
Al Qur'an memerintahkan umat Islam untuk sholat. Sedangkan aliran ini lebih menitikberatkan kepada sisi batin. Asal batinnya sudah baik, maka tidak perlu sholat. Aliran ini pernah disampaikan oleh pendiri NU yakni K.H. Hasyim Asy'ari dalam kitabnya.
2. Jika sebuah hadits menjelaskan tentang sebuah amalan yang pahalanya berlipat ganda dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya, maka hadits ini bisa disebut hadits dhoif atau bahkan palsu
CONTOH
a. Pezina yang masuk surga hanya gara" dia pernah memberi minum seekor anjing yang kehausan. Hanya dengan air minum bisa masuk surga. Tanpa menyebut amal penguat lainnya.
b. Sholat di malam nishfu sya'ban dengan membaca 1000 Al ikhlash
c. Puasa di bulan Rajab selama 7 hari, maka akan dibukakan pintu-pintu surga.
3. Bertentangan dengan LOGIKA UMUM.
(Disarikan dari ceramah ustadz Adi Hidayat, Lc, MA)
Sanad
Adalah silsilah atau rangkaian perowi hadits. Misal Kholid menerima dari Ali. Ali menerima dari Ustman. Utsman menerima dari Umar. Umar menerima dari Abu Bakar. Abu Bakar menerima dari Nabi Muhammad Saw. Maka rangkaian perowi hadits ini disebut SANAD.
Jika rangkaian tersebut tersambung (muttashil) dan tidak terputus sama sekali hingga nabi Muhammad saw, maka hadits tersebut disebut hadits SHOHIH.
Jika sanadnya tidak tersambung, maka bisa menurunkan kualitas hadits tersebut.
Jika bersambung semua tapi ada satu perowi hadits tersebut yang diduga bermasalah (misal perilakunya kurang baik), maka hadits tersebut bisa turun ke level MUNKAR.
Contoh hadits MUNKAR adalah
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان.
Hadits ini masuk dalam kategori hadits MUNKAR. Terdapat dalam Musnad Ahmad Nomor 259.
Contoh hadits yang bersambung sanadnya tapi ada satu perowi yang diduga bermasalah (teridentifikasi suka membuat-buat cerita sehingga tidak diketahui mana yg hadits dan mana yang cerita). Maka hadits ini disebut hadits MATRUK (SEMI PALSU).
Contoh hadits MATRUK adalah
أول رمضان رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار.
Lebih fatal lagi, jika hadits tersebut tidak tersambung kepada Nabi saw. Maka hadits tersebut disebut hadits MAUDHU' (PALSU).
Contoh hadits MAUDHU' adalah
Makanlah saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
Demikian juga
النظافة من الإيمان
MATAN
Redaksi atau matan hadits tidak bisa diterima jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
1. Jika isinya bertentangan langsung dengan Al Qur'an atau dengan hadits SHOHIH, maka haditsnya disebut hadits PALSU.
CONTOH
Ada aliran Al Abahiyyun. Aliran ini disebut juga dengan aliran kebatinan.
Al Qur'an memerintahkan umat Islam untuk sholat. Sedangkan aliran ini lebih menitikberatkan kepada sisi batin. Asal batinnya sudah baik, maka tidak perlu sholat. Aliran ini pernah disampaikan oleh pendiri NU yakni K.H. Hasyim Asy'ari dalam kitabnya.
2. Jika sebuah hadits menjelaskan tentang sebuah amalan yang pahalanya berlipat ganda dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya, maka hadits ini bisa disebut hadits dhoif atau bahkan palsu
CONTOH
a. Pezina yang masuk surga hanya gara" dia pernah memberi minum seekor anjing yang kehausan. Hanya dengan air minum bisa masuk surga. Tanpa menyebut amal penguat lainnya.
b. Sholat di malam nishfu sya'ban dengan membaca 1000 Al ikhlash
c. Puasa di bulan Rajab selama 7 hari, maka akan dibukakan pintu-pintu surga.
3. Bertentangan dengan LOGIKA UMUM.
(Disarikan dari ceramah ustadz Adi Hidayat, Lc, MA)
Komentar