Membaca judul di atas boleh saja kita setuju atau menolaknya. Namun sebelum menolak judul di atas, ada baiknya jika kita sama-sama merenung bahwa siapapun kita dan apapun profesinya kita semua adalah guru.
Sebagai orangtua, kita adalah guru bagi anak-anak kita. Sebab proses pendidikan yang dilalui si anak dimulai bahkan sebelum kedua orangtuanya menikah. Makanya kita pasti pernah mendengar istilah pendidikan pra nikah. Sebab untuk melahirkan anak yang Sholeh dan Sholehah, maka kedua orangtuanya mesti Sholeh terlebih dahulu. Jika ini tidak disadari oleh kedua orangtuanya, maka jangan salahkan anak jika memiliki pemahaman bahwa orangtuanya hanya bisa memberi nasehat tanpa memberi contoh. Inilah yang disebut terjadi alienasi alias keterasingan.
Tugas orangtua adalah menghadirkan keutuhan antara ucapan dan perilaku dalam keseharian. Orangtua harus hadir sebagai contoh nyata dari kesatuan antara ucapan dan perilaku jika mengharapkan munculnya keutuhan diri pada anak. Inilah yang musti harus disadari oleh semua orangtua.
Demikian juga ketika masuk ke dunia kerja atau terjun di tengah-tengah masyarakat, maka menjadi guru adalah kewajiban. Maka guru bukan diukur dari usia, bukan diukur dari titel. Sama sekali bukan. Makanya kita dapati di lingkungan masyarakat kita seorang anak kecil mampu menjadi guru bagi orang yang lebih tua dari dirinya. Hal tersebut disebabkan adanya keutuhan atau kesatuan antara ucapan dengan perilaku. Dan tentu saja hasil seperti ini juga merupakan produk dari pendidikan dan pendidik yang baik pula.
Oleh karena itu, mari jadikan diri kita sebagai guru bagi anak-anak kita, murid-murid dan masyarakat kita.
Semoga!
Sebagai orangtua, kita adalah guru bagi anak-anak kita. Sebab proses pendidikan yang dilalui si anak dimulai bahkan sebelum kedua orangtuanya menikah. Makanya kita pasti pernah mendengar istilah pendidikan pra nikah. Sebab untuk melahirkan anak yang Sholeh dan Sholehah, maka kedua orangtuanya mesti Sholeh terlebih dahulu. Jika ini tidak disadari oleh kedua orangtuanya, maka jangan salahkan anak jika memiliki pemahaman bahwa orangtuanya hanya bisa memberi nasehat tanpa memberi contoh. Inilah yang disebut terjadi alienasi alias keterasingan.
Tugas orangtua adalah menghadirkan keutuhan antara ucapan dan perilaku dalam keseharian. Orangtua harus hadir sebagai contoh nyata dari kesatuan antara ucapan dan perilaku jika mengharapkan munculnya keutuhan diri pada anak. Inilah yang musti harus disadari oleh semua orangtua.
Demikian juga ketika masuk ke dunia kerja atau terjun di tengah-tengah masyarakat, maka menjadi guru adalah kewajiban. Maka guru bukan diukur dari usia, bukan diukur dari titel. Sama sekali bukan. Makanya kita dapati di lingkungan masyarakat kita seorang anak kecil mampu menjadi guru bagi orang yang lebih tua dari dirinya. Hal tersebut disebabkan adanya keutuhan atau kesatuan antara ucapan dengan perilaku. Dan tentu saja hasil seperti ini juga merupakan produk dari pendidikan dan pendidik yang baik pula.
Oleh karena itu, mari jadikan diri kita sebagai guru bagi anak-anak kita, murid-murid dan masyarakat kita.
Semoga!
Komentar