Perbuatan apa yang sangat bernilai dan bermakna dalam kehidupan ini?
jika kita bertanya kepada diri kita dengan pertanyaan seperti di atas? jawabannya bisa banyak. tapi bisa juga tidak menemukan jawaban yang pas.
tapi menurut khotib amal perbuatan yang bermakna dan bernilai itu tergantung sudut pandang yang kita pakai, kita gunakan.
contohnya bekerja. bekerja itu baik dan mulia. Islam menyuruh kita untuk bekerja. bukan berpangku tangan. bahkan dalam al-Qur'an orang yang hanya berpangku tangan itu dicela "maluman". artinya bekerja itu mulia dan diperintah oleh Allah swt. apalagi bagi kita yang sudah berkeluarga yang pastinya punya tanggungan istri, anak, orangtua dan siapa saja yang kita tanggung.
tapi bekerja ini menjadi tidak bermakna dan bernilai, jika langkah awalnya atau niat awalnya keliru atau salah. jika niat bekerjanya bukan karena Allah swt, maka bekerja hanya menjadi sebuah pekerjaan atau mal yang tidak bermakna. secara materi seperti gaji, bonus didapat tapi di hadapan Allah swt amal seperti itu akan menguap seperti debu. dari sini bisa kita simpulkan, niat itu adalah pondasi. salah niat, maka salah pula perbuatan berikutnya.
contoh lainnya bersahabat baik di media online maupun di dunai nyata. bersahabat itu baik dan mulia. haditsnya jelas. tapi jika langkah awalnya atau niatnya keliru, misal karena ingin memanfaatkan teman, mau menjerumuskan teman, maka bersahabat menjadi sesuatu yang tercela. padahal bersahabat merupakan perbuatan yang baik. tapi karena niat awalnya keliru, maka selanjutnya menjadi keliru juga.
bahkan ibadah mahdhoh seperti sholat, puasa dan haji pun akan menjadi sia-sia dan tidak bernilai di sisi Allah swt jika niat awalnya sudah keliru.
oleh karena itu, rasulullah saw mengingatkan kita dalam haditsnya :
إنما الأعمال بالنيات. و إنما لكل امرئ ما نوى
ada dua syarat utama sebuah amal perbuatan diterima oleh Allah swt
- ikhlas lillahi ta'ala
- sesuai dengan sunnah nabi Muhammad saw
mari kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita dijauhkan dari syirik, riya' dan ujub dan lainnya.
Bahkan amal perbuatan duniawi akan menjadi bernilai akhirat karena faktor nilai.
Demikian juga sebaliknya, amal perbuatan ukhrowi akan sia-sia tidak bernilai jika dilakukan bukan karena Allah SWT.
Bukan banyaknya amal yg menjadi ukuran
Bukan besarnya uang yg kita sumbangkan, bukan
Tapi yg mjd titik sentral di sini adalah niat. Gara-gara niat sebuah perbuatan bisa bernilai atau sia-sia di hadapan Allah SWT.
Analogi
Pesawat terbang bisa mengudara karena landasannya kuat.