HAKIKAT GURU PROFESIONAL
Menjalani profesi sebagai guru penuh dengan tantangan yang mengharuskan guru berpikir keras untuk mencari solusi agar tidak berkutat dalam masalah. Guru harus terus berinovasi agar pembelajaran yang didesainnya berjalan sesuai dengan harapan, para siswa antusias mengikuti setiap tahap dari proses yang disajikan oleh guru. Jika siswa antusias dalam mengikuti setiap proses pembelajaran, maka besar kemungkinan guru tersebut bisa dikatakan berhasil dalam pembelajarannya. Dengan kata lain, guru tersebut termasuk guru profesional.
Menjadi guru profesional tentu saja merupakan dambaan setiap orang yang memilih profesi guru sebagai sebuah panggilan tanggung jawab. Berbeda dengan sebagian orang yang memilih profesi guru hanya sebagai pelampiasan karena tidak mendapatkan pekerjaan lain yang sesuai dengan harapannya. Profesi guru yang dilandasi oleh panggilan jiwa merupakan modal utama untuk menjadi seorang guru. Sebab inilah yang menjadi titik pondasi yang akan menjadi penopang seorang guru menghadapi berbagai tantangand an rintangan dalam mengajar.
Tentu saja untuk menjadi seorang guru yang profesional tidak semudah membalik telapak tangan. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi pendukung untuk seseorang bisa sampai pada tingkat profesional.
1. Keterpanggilan jiwa
Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa profesi guru yang dilandasi oleh keterpanggilan jiwa untuk turut serta mencerdasrkan kehidupan bangsa merupakan modal utama. Jika unsur keterpanggilan ini tidak terdaat pada diri seorang guru, maka guru hanya akan menjalani rutinitas administratif yang menjemukan dan cenderung akan menyalahkan pihak-pihak di sekelilingnya jika ternyata kenyataan di lapangan sangat tidak sesuai dengan selera dan standarnya. berbeda dengan guru yang dilatarbelakangi oleh keterpanggilan jiwa, tentu saja guru tersebut tidak mudah menyalahkan pihak manajemen, guru lain atau bahkan siswa yang tidak seuai dengan harapannya. Guru semacamm ini akan terus mencari solusi atau bahkan memberikan solusi-solusi konkret dari permasalahan pendidikan dan khususnya pembelajaran yang terjadi di sekolah dimana dia mengabdikan dirinya.
Inilah sosok guru yang sangat diharapkan hadir di tengah-tengah bangsa ini.
2. Mengenal pribadi siswa
Rutinitas pembelajaran akan menjadi semua dan menjenuhkan jika seorang guru tidak mengenal karakter dan kepribadian masing-masinga siswa. Bisa dimungkinkan akan terjadi miskomunikasi yang terus menerus atau mengkambinghitamkan siswa-siswa tertentu jika dalam kegiatan mengajarnya selalu dihiasi dengan anak-anak yang "nakal".
Mengenal karakter siswa merupakan sebuah keharusan bagi guru. Inilah modal tambahan bagi guru untuk membangun komunikasi dua arah bukan komunikasi top-down atau atasan bawahan yang cenderung menjadikan siswa menjaga jarak dengan guru yang bersangkutan.
Bersambung
Menjalani profesi sebagai guru penuh dengan tantangan yang mengharuskan guru berpikir keras untuk mencari solusi agar tidak berkutat dalam masalah. Guru harus terus berinovasi agar pembelajaran yang didesainnya berjalan sesuai dengan harapan, para siswa antusias mengikuti setiap tahap dari proses yang disajikan oleh guru. Jika siswa antusias dalam mengikuti setiap proses pembelajaran, maka besar kemungkinan guru tersebut bisa dikatakan berhasil dalam pembelajarannya. Dengan kata lain, guru tersebut termasuk guru profesional.
Menjadi guru profesional tentu saja merupakan dambaan setiap orang yang memilih profesi guru sebagai sebuah panggilan tanggung jawab. Berbeda dengan sebagian orang yang memilih profesi guru hanya sebagai pelampiasan karena tidak mendapatkan pekerjaan lain yang sesuai dengan harapannya. Profesi guru yang dilandasi oleh panggilan jiwa merupakan modal utama untuk menjadi seorang guru. Sebab inilah yang menjadi titik pondasi yang akan menjadi penopang seorang guru menghadapi berbagai tantangand an rintangan dalam mengajar.
Tentu saja untuk menjadi seorang guru yang profesional tidak semudah membalik telapak tangan. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi pendukung untuk seseorang bisa sampai pada tingkat profesional.
1. Keterpanggilan jiwa
Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa profesi guru yang dilandasi oleh keterpanggilan jiwa untuk turut serta mencerdasrkan kehidupan bangsa merupakan modal utama. Jika unsur keterpanggilan ini tidak terdaat pada diri seorang guru, maka guru hanya akan menjalani rutinitas administratif yang menjemukan dan cenderung akan menyalahkan pihak-pihak di sekelilingnya jika ternyata kenyataan di lapangan sangat tidak sesuai dengan selera dan standarnya. berbeda dengan guru yang dilatarbelakangi oleh keterpanggilan jiwa, tentu saja guru tersebut tidak mudah menyalahkan pihak manajemen, guru lain atau bahkan siswa yang tidak seuai dengan harapannya. Guru semacamm ini akan terus mencari solusi atau bahkan memberikan solusi-solusi konkret dari permasalahan pendidikan dan khususnya pembelajaran yang terjadi di sekolah dimana dia mengabdikan dirinya.
Inilah sosok guru yang sangat diharapkan hadir di tengah-tengah bangsa ini.
2. Mengenal pribadi siswa
Rutinitas pembelajaran akan menjadi semua dan menjenuhkan jika seorang guru tidak mengenal karakter dan kepribadian masing-masinga siswa. Bisa dimungkinkan akan terjadi miskomunikasi yang terus menerus atau mengkambinghitamkan siswa-siswa tertentu jika dalam kegiatan mengajarnya selalu dihiasi dengan anak-anak yang "nakal".
Mengenal karakter siswa merupakan sebuah keharusan bagi guru. Inilah modal tambahan bagi guru untuk membangun komunikasi dua arah bukan komunikasi top-down atau atasan bawahan yang cenderung menjadikan siswa menjaga jarak dengan guru yang bersangkutan.
Bersambung
Komentar